Page 165 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 165

tempo yang sesingkat-singkatnya, Republik Indonesia (RI) harus pula menyesuaikan diri dengan situasi   ada di Jawa Tengah. Termasuk dalam kesepakatan itu pihak RI akan menyediakan bahan makanan yang
 politik yang semakin memanas sebagai dampak perpindahan kekuasaan tersebut.  diperlukan oleh pihak Inggris selama menjalankan tugas tersebut. Sebaliknya, pihak Inggris berjanji
               tidak akan mengganggu kedaulatan RI serta akan segera meninggalkan wilayah Jawa Tengah setelah
 Pada waktu itu berbagai kelompok pemuda menuntut agar pemerintah sesegera mungkin meminta   masalah rekapitulasi tentara Jepang serta masalah tahanan selesai. 15
 pihak Jepang menyerahkan persenjataannya kepada pihak Indonesia sebelum pasukan Sekutu yang
 akan  melucuti  pasukan  Jepang  tiba  di Semarang.  Sebagai  catatan,  di  Semarang  terdapat  batalion   Pada dasarnya pihak Inggris datang ke Indonesia dengan dua agenda: 1) menunaikan tugas sebagai
 elit pimpinan mayor Kido dan dikenal dengan sebutan Kido Butai. Wongsonegoro meminta Mayor   pasukan Sekutu (AFNEI), yaitu melakukan rekapitulasi tentara Jepang dan 2) membantu memulihkan
 Kido agar menyerahkan persenjataan batalionnya/pasukannya kepada pemerintah RI dengan jaminan   kembali kekuasaan Belanda di kepulauan Indonesia sesuai kesepakatan antara Belanda dan Inggris pada
 persenjataan itu tidak akan digunakan untuk melawan Jepang. Ia berpikir positif bahwa Mayor Kido   bulan Agustus 1945 di London. Oleh karena itu, setelah berhasil membebaskan para tahanan, yang
 akan dengan sukarela mengabulkan permintaannya karena sebelumnya ia telah berunding dengan   umumnya para mantan KNIL, pasukan Inggris kemudian mempersenjatai bekas tahanan tersebut. Di
 Jenderal Nakamura  di Magelang  dan  memperoleh  banyak  senjata. Memang  benar  Mayor  Kido   Magelang, pasukan Inggris bahkan bertindak lebih jauh dengan mengambil alih kekuasaan serta melucuti
 mengabulkan permintaan seperti yang diharapkannya, namun setelah diperiksa ternyata senjata-  TKR. Hal ini secara langsung menimbulkan kemarahan pihak Indonesia, terutama para pemuda anggota
 senjata yang diserahkan itu adalah senjata-senjata usang. Hal ini menimbulkan kemarahan para pemuda   TKR dan lasykar-lasykar perjuangan lain, sehingga terjadi konflik antara pihak pemuda dan pasukan
 yang tergabung dalam Barisan Keamanan Rakyat (BKR) dan lasykar-lasykar perjuangan. Mereka pun   Inggris. Menurut suatu sumber, pihak Inggris marah terhadap Gubernur Jawa Tengah karena seorang
 melakukan aksi perampasan senjata dan kendaraan Jepang secara paksa. 12  perwiranya terbunuh dalam konflik itu. Oleh karena itu, pada tanggal 22 November 1945, pasukan
               Inggris datang mengepung rumah kediaman Gubernur Wongsonegoro dengan menembakkan beberapa
 Kondisi semakin panas dan konflik dengan pasukan Kido Butai tidak dapat dihindari, yang dipicu oleh
 larinya beberapa tawanan Jepang yang sedang dikawal para pemuda menuju penjara Bulu. Para tawanan   senjata (mungkin semacam gertakan kepada gubernur). Sebaliknya, Gubernur Wongsonegoro tetap
 yang lari itu kemudian bergabung dengan pasukan Kido Butai di Jatilangeh. Pada tanggal 15 Oktober   tenang dan mengajukan saran kepada Jenderal Bethell agar menghentikan pertempuran di Semarang.
 1945 pasukan Kido bergerak ke dalam kota Semarang sehingga berkobar pertempuran, antara lain   Pihak Inggris menolaknya.
 di Simpang Lima dan Hotel Du Pavillon. Pasukan Kido membunuh siapa saja yang mereka jumpai,   Sebelum terjadi pengepungan, Wongsonegoro menerima kedatangan Dr. Soebandrio dan Mr. Sudjarwo
 bahkan para pemuda yang menyerah atau telah menjadi tawanan mereka. Pasukan Kido juga berhasil   yang menyarankan agar Gubernur Wongsonegoro segera meninggalkan Semarang, namun sebagai kepala
 menangkap Gubernur Wongsonegoro di kantor gubernurannya.  Sebagai balasannya para pemuda   daerah ia tidak dapat meninggalkan kantor pemerintahannya begitu saja. Sementara itu konflik bersenjata
 13
 membunuh orang-orang Jepang yang ditahan di penjara Bulu.  semakin sering terjadi dan dinilai semakin mengganggu pemerintahan. Oleh karena itu, Wongsonegoro

 Pada  17  Oktober  1945  resmi diadakan  perundingan  di  markas  polisi militer  Jepang. Perundingan   mengungsi ke Demak setelah sebelumnya mengungsikan anak dan istrinya ke luar dari kota Semarang.
 tersebut menghasilkan kesepakatan gencatan senjata di antara kedua belah pihak, tetapi perdamaian   Karena Demak terlalu dekat dengan Semarang, para pembantunya menyarankan agar Wongsonegoro
 sulit terjangkau karena pihak Jepang memaksakan satu opsi yang sulit dipenuhi oleh pihak RI (republikein),   meninggalkan Demak dan pergi ke Purwodadi. Saran itu pun diterimanya. Ia ke Purwodadi sekaligus
 yakni pihak republikein menyerahan semua senjatanya ke pihak Jepang. Akibatnya pertempuran antara   memindahkan pemerintahan Jawa Tengah ke sana.
 kedua  belah  pihak  kembali pecah. Dalam  peperangan  tersebut, pihak  Jepang  mendapat  tekanan   Sementara itu, pertempuran TKR melawan pasukan Inggris yang dimulai dari Magelang terus meluas.
 sehingga Jenderal Nomura meminta gencatan senjata. Ia mengancam akan mengebom kota Semarang   Resimen TKR Magelang di bawah pimpinan Letnan Kolonel (Letkol) M. Sarbini berhasil mengepung
 bila permintaannya tidak dipenuhi pada keesokan harinya.  tentara Inggris dari segala penjuru, namun mereka berhasil lolos dari kekalahan yang menyakitkan

 Bagi Wongsonegoro, selaku penguasa tertinggi di Jawa Tengah yang mempunyai kewajiban melindungi   karena  Brigjen  Bethel berhasil meminta  bantuan  Presiden  Soekarno  untuk  menenangkan  suasana.
 warganya, situasi seperti itu dirasa sangat menyedihkan. Ia yakin tuntutan pihak Jepang yang meminta   Pasukan Sekutu kemudian secara diam-diam meninggalkan Magelang menuju ke benteng Ambarawa.
 penyerahan kembali senjata Jepang tidak akan berhasil; sedangkan kalau perundingan tidak berhasil,   Setelah mengetahui bahwa pasukan Inggris telah ditarik ke Ambarawa, Letkol Sarbini memerintahkan
 keesokan harinya, tepat pada pukul 10.00 pagi, kota Semarang akan dibom oleh Jepang. Ia merasa   pasukannya mengejar mereka. Gerakan mundur tentara Inggris ke Ambarawa tertahan di Desa Jambu
 cemas, apalagi sudah banyak laporan yang menyebutkan banyaknya korban yang jatuh di pihak   karena dihadang oleh pasukan Angkatan Muda di bawah pimpinan Oni yang diperkuat oleh pasukan
 Indonesia. Dalam pertempuran di Semarang yang berlangsung sampai dengan tanggal 19 Oktober   gabungan dari Ambarawa, Suruh, dan Surakarta.
 1945 (lima hari) sekitar 2.000 orang republiken meninggal dunia, sedangkan dari pihak Jepang sekitar   Pada saat penarikan mundur, tentara Sekutu mencoba menduduki dua desa di sekitar Ambarawa.
 500 orang meninggal dunia. 14
               Pasukan Indonesia di bawah pimpinan Letkol. Isdiman berusaha membebaskan kedua desa tersebut.
 Dalam situasi kritis itu, pada pukul 07.45 tanggal 19 Oktober 1945 di pelabuhan Semarang berlabuh   Dalam gerakan pembebasan itu Letkol Isdiman gugur. Sejak gugurnya Letkol. Isdiman, Komandan
 kapal perang HMS Glenroy yang mengangkut tentara Sekutu dari Brigade Gurkha ke-49 di bawah   Divisi V Banyumas Kolonel Soedirman turun langsung ke lapangan memimpin pertempuran.
 pimpinan Brigadir Jenderal Bethell. Mereka tiba di Semarang untuk menjalankan tugas melucuti tentara   Kehadirannya ternyata mampu meningkatkan semangat para pejuang, khususnya para anggota TKR.
 Jepang dan mengembalikan ke negara asalnya. Kedatangan pasukan Sekutu secara tidak langsung   Kolonel Soedirman kemudian mengadakan koordinasi di antara para komandan sektor pengepungan.
 menyelamatkan kota Semarang dari kemungkinan pemboman pesawat tempur Jepang.  Strategi yang diterapkan adalah serangan pendadakan serentak di semua sektor. Bala bantuan terus
               mengalir dari Yogyakarta, Sala, Salatiga, Purwokerto, Magelang, Semarang, dan sebagainya.
 Pada awalnya kedatangan Bethell dan pasukannya disambut oleh pihak RI. Mr. Wongsonegoro
 selaku Gubernur Jawa Tengah menyetujui dan menyepakati permintaan Brigjen Bethell agar pihak RI   Pertempuran yang menentukan antara tentara Inggris dan pihak RI terjadi di Ambarawa berlangsung
 membantu tugasnya dalam proses rekapitulasi tentara Jepang serta membebaskan tahanan Jepang yang   selama  empat hari empat malam. Pasukan Inggris  berusaha  keras  memecahkan kepungan itu dan




 152  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  153
   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170