Page 57 - Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran
P. 57
RANCANGAN KURIKULUM MERDEKA
3. Struktur kurikulum dibagi menjadi intrakurikuler dan projek
penguatan profil pelajar Pancasila
Struktur kurikulum dalam Kurikulum Merdeka konten tidak bertambah, sesuai dengan prinsip
dibagi menjadi dua kegiatan utama, yaitu: (1) perancangan kurikulum.
kegiatan pembelajaran intrakurikuler yang
merupakan kegiatan rutin dan terjadwal Projek penguatan profil pelajar Pancasila
berdasarkan muatan pelajaran yang terstruktur, tidak menggantikan pendekatan pembelajaran
dan (2) kegiatan pembelajaran melalui projek berbasis projek (project-based learning)
untuk penguatan profil pelajar Pancasila. yang sudah diterapkan oleh sebagian guru.
Kebaruan dalam pembagian dua kegiatan ini Projek-projek tersebut bisa jadi berbasis
merujuk pada prinsip fokus pada kompetensi mata pelajaran atau sebagai unit pelajaran
dan karakter peserta didik melalui dua hal. terintegrasi dari dua atau lebih mata pelajaran.
Pertama, untuk menguatkan pendidikan Guru tetap dapat meneruskan pembelajaran
karakter, pembelajaran yang berorientasi penuh inkuiri yang mendukung penguatan dan
pada kompetensi fundamental dan karakter pengembangan kompetensi tersebut. Projek
perlu menjadi bagian dari struktur kurikulum ini dirancang sebagai upaya untuk menguatkan
agar mendapatkan perhatian penuh baik dari pengembangan profil pelajar Pancasila dengan
pendidik maupun peserta didik (OECD, 2020a). enam dimensinya: beriman, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
Kedua, projek penguatan profil pelajar mandiri, berkebinekaan global, bergotong
Pancasila yang memberikan kesempatan royong, bernalar kritis, dan kreatif. Khusus
kepada peserta didik untuk mengeksplorasi untuk pembelajaran yang ditujukan untuk
isu-isu kontemporer seperti masalah penguatan profil pelajar Pancasila ini memang
lingkungan/pemanasan global dan gaya diarahkan untuk berbentuk projek, tidak kuliah/
hidup berkelanjutan, kebinekaan dan ceramah satu arah, dan tidak terjadwal secara
toleransi, kesehatan fisik dan mental rutin dalam daftar mata pelajaran seperti halnya
termasuk kesejahteraan diri (wellbeing), dan mata pelajaran (intrakurikuler).
sebagainya. Namun demikian, isu-isu ini tidak
diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri Pembelajaran berbasis projek memberikan
dan menambah beban belajar, melainkan kesempatan kepada siswa untuk
sebagai unit pembelajaran yang interdisipliner, mengeksplorasi suatu topik, isu, atau masalah
tanpa terikat dengan Capaian Pembelajaran tanpa ada sekat-sekat disiplin ilmu atau batasan
mata pelajaran ataupun materi yang sedang antar mata pelajaran. Hal ini dinilai sangat
dipelajari dalam mata pelajaran. Projek ini sesuai untuk pengembangan kompetensi Abad
pun tidak menambah jam pelajaran. Total jam 21 serta nilai-nilai atau karakter (OECD, 2018)
pelajaran yang ditempuh siswa sama dengan sesuai dengan apa yang dirumuskan dalam
Kurikulum 2013. Bedanya, projek dalam profil pelajar Pancasila. Ki Hadjar Dewantara
Kurikulum Merdeka mengambil waktu sekitar (2013) juga menekankan bahwa mempelajari
20 hingga 30% dari total jam pelajaran per pengetahuan saja tidak cukup, peserta didik
tahun. Dengan demikian, meskipun kompetensi perlu menggunakan pengetahuan tersebut
dan karakter dikuatkan, muatan pelajaran atau dalam kehidupan nyata, di mana mereka dapat
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
KAJIAN AKADEMIK KURIKULUM UNTUK PEMULIHAN PEMBELAJARAN 57