Page 93 - Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran
P. 93
RANCANGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
untuk mengimplementasikan kurikulum. sesuai dengan tahap kesiapan masing-masing
Selanjutnya bagian B menjelaskan konteks tanpa harus mengimplementasikannya secara
pandemi COVID-19 yang menambah seragam, dan (3) dukungan implementasi
kompleksitas implementasi kurikulum. diberikan sesuai kebutuhan satuan pendidikan
Konteks ini penting sekali untuk disadari, dan pendidik. Dalam masa pemulihan
mengingat implementasi Kurikulum Merdeka pembelajaran akan dilaksanakan monitoring,
dilakukan pada masa yang tidak “normal”. evaluasi dan perbaikan terhadap implementasi
Setelah itu Bagian C menjelaskan strategi kebijakan terkait beserta komponen-
kunci untuk implementasi Kurikulum Merdeka komponennya. Hasil dari proses monitoring
berdasarkan kerangka teori dan konteks saat dan evaluasi (monev) kemudian akan menjadi
ini, dan dengan merujuk pula pada prinsip- bahan pertimbangan untuk penetapan
prinsip perancangan kurikulum yang telah kebijakan pendidikan nasional di masa
disampaikan pada Bab 3 Kajian Akademik mendatang. Namun demikian, monev juga
ini. Ada tiga prinsip yang melandasi strategi dilakukan untuk membantu satuan pendidikan
implementasi kurikulum, yaitu: (1) Kurikulum bergerak dari tahap implementasi satu ke tahap
Merdeka merupakan pilihan, sehingga tidak berikutnya, sehingga implementasi benar-benar
ada kewajiban untuk satuan pendidikan menjadi bagian dari perbaikan terus menerus
mengimplementasikannya sebagai upaya (continuous improvement).
pemulihan pembelajaran, (2) Implementasi
kurikulum adalah proses belajar untuk satuan
pendidikan dan pendidik, sehingga perlu
A. Kerangka Teori Implementasi Kurikulum
Implementasi perubahan kebijakan memperhatikan kompleksitas implementasinya
pendidikan, termasuk kurikulum, adalah di tingkat lokal, yaitu di tingkat daerah, satuan
suatu proses yang kompleks. Perancang pendidikan, dan di kelas.
kebijakan perlu memperhatikan kompleksitas
karena keberhasilan suatu kurikulum tidak Spillane (2004) menggunakan analogi
hanya ditentukan oleh desain kurikulum permainan “pesan berantai” untuk menjelaskan
tersebut tetapi juga oleh pengelolaan proses implementasi kebijakan dari pemerintah
perubahan (change management) serta pusat hingga ke guru. Pemain di ujung
strategi yang digunakan untuk mendukung kiri membisikkan pesan kepada orang di
satuan pendidikan dan pendidik sebelahnya, dan kemudian orang ke-2 tersebut
mengimplementasikannya. Menurut Stephen melanjutkan ke orang ke-3, dan seterusnya
Ball dan rekan-rekan (2012), perubahan- hingga mencapai orang terakhir. Pemenang dari
perubahan kebijakan termasuk kurikulum permainan beregu ini adalah kelompok yang
seringkali tidak menghasilkan perubahan dapat menghantarkan pesan dengan deviasi
nyata di ruang-ruang kelas di satuan atau penyimpangan isi yang paling sedikit.
pendidikan karena pembuat kebijakan tidak Akan tetapi, dalam implementasi kebijakan di
satuan pendidikan, permainan pesan berantai
KAJIAN AKADEMIK KURIKULUM UNTUK PEMULIHAN PEMBELAJARAN 93