Page 98 - Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran
P. 98
RANCANGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
kurikulum dapat dipengaruhi oleh konteks komprehensif, tidak hanya menargetkan proses
pandemi COVID-19 sehingga setelah pandemi yang berkaitan langsung dengan pembelajaran
berakhir, moda pembelajaran dan interaksi di kelas. Menggunakan perspektif sistem
antara guru dan siswa berubah. Implementasi ekologi ini, perancang kurikulum dapat
kurikulum juga mungkin berubah. Oleh karena memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
itu, penting untuk menyertakan konteks waktu pemahaman, penerimaan, serta keputusan
dalam strategi dan analisis implementasi pendidik dan juga pimpinan satuan pendidikan
kurikulum dari waktu ke waktu. dalam merespon kebijakan baru yang perlu
mereka implementasikan. Proses ini dikenal
Pendekatan sistem ekologi untuk implementasi sebagai sense-making process atau proses
kurikulum (OECD, 2020) berguna untuk pemaknaan kebijakan (Spillane, 2004).
mengidentifikasi masalah implementasi serta
menentukan strategi implementasi yang lebih
2. Proses Pemaknaan Kurikulum
Pakar sepakat bahwa guru adalah pusat tersebut pun terus berdinamika dari waktu ke
dari implementasi perubahan kurikulum, waktu atau yang disebut dengan pengaruh dari
sebagaimana siswa adalah pusat dari proses kronosistem dalam pendekatan sistem ekologi
pembelajaran (Kneen et al., 2021; Spillane et al., (Gambar 5.1).
2002). Ketetapan, peraturan, serta dokumen
kebijakan lainnya yang dikeluarkan oleh Spillane dan rekan-rekan (2002)
pemerintah akan melewati proses pemaknaan mengembangkan kerangka teori untuk
oleh satuan pendidikan dan pendidik (Ball, memahami proses pemaknaan (sensemaking)
2005). Kompleksitas proses implementasi di yang dilakukan oleh para pelaku kebijakan
tingkat satuan pendidikan terjadi sejak para di tingkat lokal. Menurut mereka, ada tiga
pelaku kebijakan di tingkat lokal (guru, kepala pengaruh terhadap pemaknaan kebijakan,
sekolah, pemerintah daerah) menginterpretasi yaitu: (1) interpretasi yang dilakukan setiap
atau memaknai kebijakan (Spillane et al., 2002). individu (individual cognition) yang terjadi
Proses pemaknaan (sensemaking) kebijakan ketika individu mempelajari kebijakan
menjadi semakin kompleks dengan adanya dengan dipengaruhi oleh pengetahuannya,
perdebatan, kesepakatan, dan kompromi pengalaman, nilai-nilai, serta keyakinannya
antar berbagai pihak baik di dalam satuan tentang tujuan pendidikan, makna
pendidikan maupun antara satuan pendidikan pembelajaran, serta peran mereka sebagai
dengan pemerintah daerah dan/atau pusat pendidik; (2) interpretasi yang dilakukan karena
dan juga antara pemerintah dan masyarakat. pengaruh situasi (situated cognition) atau
Oleh karena itu, satu kebijakan pendidikan interaksi individu dengan situasi di sekitarnya,
dari pusat sebenarnya tidak pernah tunggal, sesuai dengan konteks tempat ia bekerja;
melainkan melahirkan kebijakan-kebijakan yang dan (3) peran representasi pembuat kebijakan
beragam karena adanya proses interpretasi dan yang membantu dalam proses interpretasi,
negosiasi tersebut (Ball, 2005). Satu kebijakan memfasilitasi proses pemahaman kebijakan
98