Page 47 - Dr. Abdul Rasyid Ridho, M.A
P. 47

3. Kata-kata  yang  dapat  disubtitusi  dalam  konteks
                   yang  sama,  misalnya  “kami  berupaya  agar
                   pembangunan  berjalan  terus.”  Dengan  kalimat
                   “kami berusaha agar pembangunan berjalan terus.”
                   Jadi kata berupaya memiliki sinonim dengan kata
                   berusaha.

                    Secara  semantik  Verhaar  mendefinisikan  bahwa
            sinonimitas  adalah  ungkapan  (berupa  kata,  frase,  atau
            kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna
            ungkapan  lain. Definisi  ini  bisa  dilihat  adanya
                             70
            penggunaan urutan kata, yang lebih sama maknanya. Hal
            ini karena kesamaan makna tidak berlaku secara sempurna.
            Dalam     artian    meskipun    artinya    sama    tetapi
            memperlihatkan     perbedaan-perbedaan,    apalagi   jika
            dihubungkan dengan pemakaian kata-kata tersebut.

                    Dalam  kamus  besar  bahasa  Indonesia  disebutkan
            bahwa sinonim adalah bentuk kata yang maknanya mirip
            atau  sama  dengan  bentuk  bahasa  lain,  seperti  pandai,
            pintar, cakap, cerdik, cerdas, banyak akal dan mahir.
                                                               71


            70 Bisa dicontohkan dengan kata buruk  dan jelek  adalah dua buah kata
                  yang bersinonim.Kemudian hubungan makna antara dua buah
                  kata yang bersinonim ini bersifat dua arah, dalam arti, jika kata
                  buruk  bersinonim dengan kata jelek , demikian juga sebaliknya

                                                       .
                  kata  jelek bersinonim  dengan  kata  buruk Abdul  Chaer,
                  Pengantar  Semantik  Bahasa  Indonesia, Jakarta:  PT.  Rineka

                  Cipta, 1990, hlm 82-83.
            71   Depertemen  Pendidikan  dan  Kebudayaan,  Kamus  Besar  Bahasa
                  Indonesia , Jakarta: Inpres, 1995, hlm. 82.
                                        33
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52