Page 52 - 11180110000017_NUR SA’ADAH PULUNGAN_Spread
P. 52
pembelajaran cooperative diperlukan seorang pemimpin untuk mengarahkan
teman-temannya untuk tidak keluar dari tujuan pembelajaran.
Setelah dilaksanakannya penelitian pada mata pelajaran pendidikan agama
Islam dengan menggunakan metode cooperative selama beberapa kali
ternyata mendapat repon baik dari siswa maupun guru pendidikan agama
Islam. Sebagaimana yang disampaikan Maolin murid SMK sebagai berikut:
“ setelah belajar mengunakan metode cooperative learning tipe jigsaw
saya jadi kebih mandiri dalam mencari materi pelajaran tidak hanya
menunggu guru, saya juga menjadi lebih lancar berbicara di depan orang
lain, belajar dengan diskusi juga membuat saya berlatih menjadi seorang
pemimpin”.
Penjelasan di atas seirama dengan penjelasan guru pendidikan agama
Islam sebagai berikut :
“dalam kegiatan berdiskusi sangat banyak sekli memberikan dampak
positif kepada anak didik. Salah satunya kemampuan berbicara
dihadapan orang lain, sebelum dilaksanakannya mungkin seorang anak
tidak memiliki nyali untuk berbicara dihadapan teman-temannya akan
tetapi pada pembelajaran metode jigsaw anak dituntut agar dapat
berbicara dihadapan temannya. Sehingga mau tidak mau dia harus
melaksanakan tugasnya yang mana apabila hal ini terus dilaksanakan
akan membentuk keahlian baru pada anak tersebut”.
Dari beberapa pernyataan di atas dapat kita ketahui bahwa sebelum
diadakannya penelitian, metode cooperative belum dilaksanakan pada mata
pelajaran pendidikan agama Islam akan tetapi menggunakan metode lain
misalya seperti metode ceramah.
Setelah adanya pelaksanaan penelitian, maka metode cooperative jigsaw
dilaksanakan lebih dari satu kali. Menurut guru pendidikan agama Islam dan
43