Page 202 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 202
Demikian pula Bhagavadgītā XVIII, 44, menguraikan kewajiban Varna Waisya
yang tidak begitu jauh dengan uraian Slokantara di atas. Uraian tersebut adalah
sebagai berikut:
kṛṣi-go-rakṣya-vāṇijyaḿ
vaiśya-karma svabhāva-jam
paricaryātmakaḿ karma
śūdrasyāpi svabhāva-jam
kṛṣi-go-rakṣya-vāṇijyaḿ
vaiśya-karma svabhāva-jam...
Terjemahan:
Bercocok tanam, beternak sapi dan berdagang adalah karma (kewajiban)
Waisya menurut bakatnya.....
Sloka ini diterjemahkan oleh Prof. Dr. Ida Bagus Mantra sebagai berikut: “Pertanian,
pemeliharaan ternak, dan perdagangan adalah kewajiban Waisya yang lahir dari
alamnya.” Jadi singkatnya fungsinya di sini adalah berfungsi dalam bidang ekonomi.
Dalam Manawa Dharmasastra I, 90, kewajiban Waisya adalah sebagai berikut:
Paśūnām raksanam dānam
Ijyā dhyanam eva ca
Vanikpatham kusidam ca
Vaiśyasya krsin eva ca
Terjemahan:
Para ditugaskan untuk memelihara ternak, memberikan hadiah, melakukan
upacara korban, mempelajari Veda, berdagang, meminjamkan uang, dan bertani.
Ayat (sloka) ini merupakan lkamusan hukum untuk menentukan apakah seseorang
tergolong Waisya atau bukan. Berdasarkan ayat ini kriteria seorang Waisya secara
fungsional yaitu beternak, berdana, beryadnya, berguru, berdagang, membungakan
uang, bertani dan sebagainya yang kesemuanya berkisar di bidang perekonomian.
Hal yang perlu digarisbawahi di sini adalah bahwa Varna Waisya itu dibolehkan
membungakan uang. Namun, membungakan uang terbatas untuk kepentingan
yang produktif dan bukan untuk kepentingan konsumtif. Tidak pula dibenarkan
meminjamkan uang dengan motif pemerasan atau yang dikenal dengan istilah riba.
Selanjutnya pustaka suci Sarasamuccaya, 59, juga menguraikan tentang kewajiban
Varna Waisya sebagai berikut:
Waiśyo’ ‘dhitya brāhmanāt ksatriyādwā
dhanaih kāle Sambiwhajyāśritamśca
tretāpūrwan dhūmāmaghrāya punyam
pretya swarge dewasukha bhinukte.
Nihan ulaha Sang waiśya, mangajya sira ri sang Brāhmaṇa, ri sang
Kṣatriya kuneng, mwang maweha dāna ri tekaning dānakāla, ring
śubhadiwasa,dumdumana nira ta sakwehning mamaracraya ri sira mangelema
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti | 195

