Page 11 - E-Modul Agribisnis Peternakan
P. 11
Agribisnis Peternakan
Modul-2
MANAJEMEN AGRIBISNIS PETERNAKAN
Pendahuluan
P
erkembangan peternakan di Indonesia dari waktu ke waktu telah melalui
beberapa tahap perkembangan dimulai dari sebelum tahun 1980 sampai
dengan 1997. Tahap pertama sebelum tahun 1980 disebut tahap perkembangan,
dimana ternak ruminansia khususnya sapi perah dalam perkembangannya
mengalami perlambatan dikarenakan masyarakat atau peternak memelihara
ternaknya sebatas usaha sampingan. Selanjutnya tahap kedua sekitar tahun 1980
sampai dengan tahun 1997 disebut tahap peningkatan populasi yang mana dalam
tahap ini pemerintah melakukan impor pada ternak ruminansia secara besar-besaran
dengan tujuan dapat merangsang peternakan untuk lebih meningkatkan
produksinya. Kemudian pada tahap ketiga pada tahun 1997 sampai sekarang
disebut tahap stagnasi, dalam tahap ini perkembangan ternak mengalami penurunan
atau stagnasi.
Seiring dengan perkembangannya pengelolaan peternakan di masyarakat
dilakukan secara mandiri. Peternakan dalam hal pemeliharaan masih menerapkan
pemeliharaan secara ekstensif dan juga semi intensif. pemeliharaan ekstensif
dilakukan dengan cara memelihara ternak dengan melepas tanpa disiapkan
perkandangan. Sedangkan pemeliharaan ternak semi intensif dilakukan dengan cara
memelihara ternak dibiarkan/ dilepas di kawasan terbuka atau dilepas di padang
penggembalaan pada pagi hari dan sore hari dimasukan kedalam kandang.
Pemeliharaan mandiri jika terus dilakukan maka berdampak menurunnya
produktivitas ternak. Produktivitas yang rendah menyebabkan kemampuan
berproduksi tidak efektif dan efisien. Produksi yang rendah mengakibatkan
kerugian. Tentunya perlu dilakukan pengelolaan ternak secara terstruktur dengan
cara menerapkan manajemen input, proses produksi maupun output dalam
mencapai hasil ternak baik produk ternak hidup, hasil ternak dan olahannya secara
berkelanjutan.
E-Modul 7