Page 102 - hujan
P. 102

Lail   juga   menonton    breaking   news,   penduduk    kesepuluh     miliar   telah   lahir.

                Pembawa      acara   yang   sama,   nara sumber   yang   sama,   mereka   berdua   ternyata

                selamat   dari   bencana   gunung    meletus   itu,   dan   sekarang,   malam   ini,   mengisi
                dialog tentang deadlock KTT Perubahan Iklim Dunia.

                  ”Saya   sudah   menduganya,     bahkan    sejak   KTT    omong    kosong    ini   dimulai,”

                narasumber  yang  mengenakan  jas  rapi  menjawab  dengan  intonasi  tidak  peduli.
                ” Negara-negara  subtropis  sudah  tiga  tahun  mengalami  musim  dingin  ekstrem.

                Suhu  di  tempat  kita  hanya  berkisar  delapan  hingga  sepuluh  derajat  Celsius.  Itu

                masih    ter hitung   hangat.   Di   negara   mereka,   suhu   jatuh   hingga   minus   lima
                derajat.   Sepanjang   tahun,   sepanjang   bulan,   setiap   hari,   24   jam   nonstop.   Tiga

                tahun  terakhir  mereka  mengalami  kri sis  pangan  serius.  Tidak  ada  gandum  atau

                jagung  yang  tum buh  di  atas  salju.  Tidak  ada  hewan  ternak  yang  bisa  dipelihara.
                Produksi susu, keju, semua terhenti total. Penduduk mereka kelaparan.”

                  ” Tapi   bukankah    negara-negara     tropis   telah   sepakat   mengirim     bantuan?”

                pembawa     acara   memotong     kalimat   narasumber.    ” R atus an   ribu   ton   makanan
                dikirim  dari  negara-negara  yang  pertanian nya  telah  pulih.  Komitmen  itu  telah

                dilakukan tiga tahun ter akhir.”

                  ” Itu   tidak   cukup.   Dan   bagi   mereka   tidak   akan   pernah   adil.   Siapa   pula   yang
                akan  senang  tinggal  di  kota  yang  selalu  meng alami  musim  dingin?  Tidak  pernah

                merasakan  hangatnya  cahaya  matahari.  Ilmuwan  memproyeksikan  iklim  dunia

                tetap   akan   seperti   ini   hingga   lima   puluh   tahun   ke   depan.   Itu   lebih   dari   satu

                generasi  jika  penduduk  mereka  bisa  menunggu  dan  bertahan.  Jika  tidak,  negara-
                negara   itu   akan   hilang   dari   atas   peta.   Pen duduknya   punah,   atau   minimal

                penduduknya      melakukan     migrasi   besar-besaran   antarnegara.   Apa   yang   terjadi
                jika   sebuah   negara   ke hilangan   seluruh   penduduknya?    Tidak   ada   lagi   otoritas

                negara-negara  di  kawasan  subtropis.  Pemimpin  negara  mereka  sejak  awal  sudah

                menginginkan  intervensi  lapisan  stratosfer,  melenyap kan  miliaran  ton  emisi  gas

                sulfur  dioksida.  KTT  itu  hanya  basa-basi,  mereka  tidak  pernah  bicara  soal  ilmu
                pengetahuan,     pen dekatan    teknologi.   Permasalahan    ini   sudah   tentang   politik.

                Konstelasi politik kawasan.”
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107