Page 199 - hujan
P. 199
25
SETIBA di Universitas Ibu Kota, Wali Kota, istrinya, Claudia, dan ibu Esok
sudah menunggu lebih dulu di halaman aula tempat wisuda berlangsung.
” Lail, kemari!” Istri Wali Kota melambai saat pertama kali melihat Lail dan
Maryam mendekat.
Dia memeluk Lail erat.
” Halo, Maryam,” Wali Kota menyapa Maryam di belakang.
” Kamu cantik sekali dengan gaun ini,” istri Wali Kota me muji.
Lail tersenyum, tersipu malu.
” Hai, Lail.” Claudia ikut memeluknya.
Lail menyalami Wali Kota dan ibu Esok.
” Bagaimana liburanmu, Maryam? Kalian sudah ke mana saja kemarin?” ibu
Esok bertanya.
”Seru.” Maryam tertawa.
” Kita harus segera masuk aula. Acara wisuda akan dimulai,” Wali Kota
mengingatkan.
Beramai-ramai mereka masuk. Kursi roda ibu Esok dengan mu dah
menaklukkan anak tangga menuju aula. Lail berjalan di belakang kursi roda,
menemani ibu Esok. Aula itu lebih besar dibanding ballroom hotel. Ribuan
mahasiswa duduk di kursi bagian depan. Undangan duduk di tribun, atau di
kursi bagian belakang.
Acara wisuda berjalan lancar. Esok terlihat di depan sana, mengenakan toga,
menerima tabung ijazah, serta ucapan selamat dari pihak universitas.