Page 201 - hujan
P. 201

Lail diam, mengabaikan pertanyaan teman baiknya.

                  ” Kamu terlihat pucat.”

                  Lail  menyeka  wajahnya,  sejak  tadi  dia  hanya  mengaduk-aduk  makanan  di  atas
                piring.

                  Makan    siang   itu   hampir   usai,   tapi   Lail   sudah   tidak   tahan   lagi.   Dia   berkata

                pelan kepada istri Wali Kota, minta izi n meninggal kan restoran.
                  ”Ada apa, Lail?” Istri Wali Kota langsung bangkit dari kusi nya.

                  ” Kepalaku sakit,” Lail berkata pelan.

                  ”Aduh,  kamu  terlihat  pucat.”  Istri  Wali  Kota  mengaktifkan  layar  di  lengannya,
                bersiap memanggil bantuan.

                  ” Tidak  apa-apa,  Bu.  Aku  mungkin  hanya  kelelahan,  aku  harus  istirahat.”  Lail

                berdiri lebih dulu.
                  ” Jangan,  Lail.  Aku  akan  memanggil  dokter  atau  mesin  oto matis  medis,  mereka

                bisa memeriksamu dengan segera.”

                  ” Tidak usah, Bu. Aku lebih baik kembali ke hotel.”
                  Maryam     menghela    napas.   Dia   mengerti   apa   yang   sedang   ter jadi,   dan   segera

                ikut  berdiri.  ” Iya,  Bu.  Biar  aku  yang  menemani  Lail  kembali  ke  hotel.  Mungkin

                Lail kelelahan setelah jalan-jalan keliling kota bersamaku hingga larut malam.”
                  Semua  yang  berada  di  meja  besar  itu  sempurna  menatap  Lail.  Istri  Wali  Kota

                terlihat cemas dan bingung.

                  ” Bagaimana kalian akan kembali ke hotel?”

                  ” Kami akan menumpang taksi, Bu,” kata Maryam.
                  ” Tidak,   Maryam.    Kalian   gunakan   mobil   kami.   Itu   jauh   lebih   mudah.”   Wali

                Kota   menggeleng,     menyerahkan     kartu   pas   kepada   Maryam.    ”Setelah   tiba   di
                hotel, mobil itu bisa kembali sendiri ke restoran ini.”

                  Maryam mengangguk, segera membimbing Lail keluar dari restoran itu.

                                                            ***

                ”Apa  yang  sebenarnya  terjadi,  Lail?”  Maryam  bertanya  saat  mereka  telah  duduk
                di   dalam   mobil,   memberitahukan      nama    hotel,   dan   mobil   milik   Wali   Kota

                melaju.
   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206