Page 25 - MODUL FIQIH PPG 2021
P. 25
2. Di antara suami ada yang memiliki overseks, akan tetapi isterinya memiliki kelemahan
seks, memiliki penyakit atau masa haidhnya terlalu panjang sedangkan suaminya tidak
sabar menghadapi kelemahan isterinya tersebut.
3. Jumlah wanita lebih banyak dibanding jumlah laki-laki, khususnya setelah terjadi
peperangan. Di situ terdapat kemashlahatan yang harus didapat oleh sebuah masyarakat
dan para wanita yang tidak menginginkan hidup tanpa suami dan keinginan hidup tenang,
cinta dan terlindungi serta menikmati sifat keibuan.
Namun permasalahan yang harus dihadapi bahwa kebolehan seorang suami untuk
beristeri lebih dari satu bukan hanya dikarenakan kondisi mendesak sebagaimana tersebut di
atas. Katakanlah itu adalah pasal yang harus dimililiki oleh seorang suami sebelum
berpoligami. Namun ada pasal penting lainnya yang wajib dipenuhi setelah poligami itu
terealisasi yaitu seorang suami harus berlaku adil dalam memberikan nafkah. Kewajiban bagi
seorang suami untuk berlaku adil dalam memberikan nafkah terhadap isteri-isterinya adalah
konsekuensi dari tindakan berpoligami dalam Islam. Sikap adil dimaksud berarti seorang
suami dapat memenuhi hak kewajibannya terhadap isteri-isterinya secara proporsional sesuai
dengan kebutuhan secara wajar.
Nafkah itu ada yang bersifat lahiriyah, yaitu nafkah yang bersifat materi dan immateri
(batiniyah). Sehubungan dengan pembagian nafkah tersebut maka keadilanpun terbagi mejadi
dua yaitu keadilan dalam memberikan nafkah lahiriyah dan keadilan dalam memberikan nafkah
batiniyah. Pada keadilan bentuk pertama, seorang suami dituntut untuk berlaku adil terhadap
isteri-isterinya dalam memberikan makan, minum, pakaian, rumah, serta waktu giliran.
Pemenuhan rasa keadilan bentuk pertama ini sangat mungkin dapat dilakukan oleh seorang
suami terhadap isteri-isterinya. Maka jika seorang suami tidak dapat berlaku adil dalam nafkah
lahir ini yang mengakibatkan isteri-isteri terzalimi, maka haram bagi laki-laki untuk
berpoligami. Allah swt berfirman dalam al-Qur’an surat al-Nisa ayat 3:
ِ
ِ ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ ِ
َّ
َلَ مُ كناَْأ تَ كَ لم ام وَأ دحا و َ ف اوُ لدع ت لََأ متفخ نإف عبارو ثلَثو نَثم ءاسنلا نم مُ كَ ل باَ ط ام اوحكناف
َ َ
َ َُ
ً
َْ
َ
ْ
ْ َ
ِ
َ َ ْ َ
ُ َْ ْ
َ
ُْ ْ َ َ ََُ
َ ْ
َ ُ
ْ
ْ
َ َ َ َ
َّ
اوُ لوع ت لََأ نََّأ
َ
َ ْ
ُ
Artinya: “Kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat.
Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja,
atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak
berbuat aniaya.”
8