Page 90 - ISYARAT DAN PERHATIAN_FISIKA (IBN SINA)_CETAK
P. 90
Gambar 2: Pola geosentris Ptolemy
Secara apriori—sebagaimana Al-Biruni—Ibn Sina juga men-
gadopsi geosentrisme Ptolemy dan meleburnya bersama doktrin
peripatetisme Aristoteles dan menciptakan rantai penciptaan wu-
jud (eksistensi). Namun di sini perlu disinggung pula bahwa skema
yang digunakan Ibn Sina juga demikian mirip dengan skema yang
digunakan Al-Farabi dalam rantai penciptaannya. Kesamaan ini
15
menunjukkan bahwa Ibn Sina terpengaruh langsung oleh pemikiran
Al-Farabi, sebagaimana fakta bahwa Ibn Sina berhutang pemecahan
masalah pelik soal metafisika dan logika melalui syarah yang ditulis
oleh Al-Farabi. 16
Distingsi mendasar antara sains tradisional—yang integral
dengan filsafat—dengan sains modern terletak pada “makna”. Pe-
maknaan dalam sains tradisional tidak diserahkan semata-mata
pada objek, sebagaimana mengemuka di era modern. Makna, ter-
utama selalu merupakan tegangan antara subjek dan objek. Salah
satu doktrin Phytagoras menyebut bahwa “sebagaimana yang di
atas, demikian pula dengan yang di bawah,” bukan sejenis dogma,
melainkan satu dari banyak fakta objektif interaksi entitas-entitas
aksidental. Jika ditelaah, relasi-relasi ini membentuk jaringan inte-
gral dan menciptakan perspektif sains yang integral. Artinya, ke-
mandirian objek harus didudukkan dalam satu cara meninjau yang
memadai dan tidak dipandangan sebagai mutlak. 17
Interaksi subjek-objek (dengan landasan bahwa objek ha-
nya bergerak bila ada “daya” dan karenanya memiliki modus eksis-
tensi yang plural) menguatkan asumsi atas “Akal Pertama”. Term
90 | IBN SINA