Page 91 - ISYARAT DAN PERHATIAN_FISIKA (IBN SINA)_CETAK
P. 91
“Akal Pertama” di sini muncul sebagai dua hal. Pertama sebagai
makna atas gerak bentuk-materi pertama, kedua sebagai “daya”
sekaligus substansi atas aksiden gerak bentuk-materi. Maka dari
18
entitas “Akal Pertama” inilah penciptaan dititimangsakan secara
peripatetik lengkap dengan pinjamannya atas model Ptolemy.
Artinya struktur penciptaan dengan skema Ptolemy di sini
tidak sekadar merujuk pada pola-pola interaksi planet pada or-
bitnya, melainkan juga pola interaksi antara sebab dengan akibat.
Dengan pengandaian ini kebutuhan mendasar atas pengertian asal-
usul dapat dijembatani. Sekalipun demikian yang menjadi masalah
adalah bahwa—sebagaimana Ibn Sina tunjukkan dalam Isyarat
sendiri—objek filsafat pada akhirnya terdominasi oleh konfirma-
si yang sekadar “burhani”, atau demonstratif. Sains demonstratif,
sebagaimana ditunjukkan dalam Isyarat: Logika, adalah jalan pada
level kebenaran yang terkonfirmasi. Kebenaran konfirmatif ini ke-
lak digabungkan dengan kebenaran eksperiensial. Dengan demikian
ada kecenderungan kuat filsafat menjadi terjebak ke dalam medan
pembahasan matematika-fisika semata (riyadiyyah-thabi’iyyah).
Sementara itu objak dari filsafat di sini mustinya sangat
jelas: mengenai ada (wujud), adaan (al-maujud) dan yang mungkin
ada (mumkin al-wujud). Karena ada di sini adalah objek, maka men-
jadi penting untuk setiap diskursus di bawah lingkup filsafat dima-
sukkan ke dalam tabel “periodik” eksistensi ontologisnya. Sebab
status ontologis dalam setiap levelnya akan menentukan bukan ha-
nya manifestasi melainkan keutamaan derajat dan pada gilirannya
menciptakan relasi integral antara yang riil dan tak riil dalam disiplin
filsafat. Kepentingan ini harus dikedepankan untuk melihat piranti
epistemiknya sesuai dengan objek yang ditinjau. Sebab, sebagaima-
na di dalam dunia fisika, piranti epistemologis, magnifikasi dan ja-
rak, serta banyak variabel lain bukan saja menentukan status objek
dan rigiditas sains sendir, melainkan untuk mencapai kebenaran
yang diakui sebagai kepastian. Di sini juga penting untuk telaah atas
derajat kepastian, yang mana, jika meninjau Al-Kindi, hal ini terletak
pada aksioma penyebab lebih utama dari akibat.
ISYARAT DAN PERHATIAN: FISIKA | 91