Page 94 - ISYARAT DAN PERHATIAN_FISIKA (IBN SINA)_CETAK
P. 94

Internal: Nalar/pikiran   Bahasa = Term   Konsep
               S
                                                1. Objek    2. Objek
                       Indra eksternal          eksternal   internal



                       Gambar 4: Alur epistemologi pengetahuan

                 Dalam spektrum peripatetisme, subjek menentukan “nilai”
          dari “objek” sejauh pertimbangan logika dan seluruh tujuan manu-
          sia. Objek terdiri dari dua jenis: objek eksternal, objek internal. Ob-
          jek eksternal adalah realitas eksternal itu senditi. Sementara objek
          internal adalah objek yang telah mengandung dimensi subjek dalam
          seluruh modus eksistensinya. Objek internal ini lahir dari pengala-
          man dan diekspresikan melalui tindakan dan, sebagai perpanjangan
          dari nalar, juga diekspresikan melalui konsep bahasa; dan mendapa-
          tkan perluasan melalui nilai-nilai, baik, buruk, takut, berani, tinggi,
          rendah, atau terutama bahagia, sengsara, cinta dan benci. Ini mer-
          upakan  objek  internal.  Dalam  filsafat,  objek  ini  sama  konkretnya
          dengan objek eksternal sejauh bahwa ia merupakan bagian inhern,
          sekaligus sifat (property) daripada subjek sendiri. Sistem nilai dan
          filsafat etika terbentuk karena adanya jaringan penalaran yang di-
          hasilkan melalui pengalaman subjek atas objek internal.
                 Akal (Al-‘Aql) yang cara kerjanya ditandai oleh nalar, hanya
          bisa mengolah datum yang dihasilkan oleh indra. “Cara” yang di-
          maksud dalam sistem filsafat adalah klasifikasi dan kategori dengan
          operasi-operasi  deduktif-induktif  dan  sebaliknya  induktif-deduktif
          yang ditujukan untuk menghasilkan “kebenaran” qua “kepastian”.
                 Di sini muncul kembali masalah sehubungan dengan term
          “benar”. Benar di sini bermakna benar sejauh korelasinya dengan
          manusia: a. objektif, b. afirmatif, c. konklusif, d. konsensus. Artinya
          dalam tahap ini sesuatu dianggap benar tidak hanya bahwa ia ma-
          suk ke dalam kategori benar di atas, melainkan memiliki nilai pada
          diri manusia. Dengan demikian benar tidak sepenuhnya diserahkan
          pada  salah  satu  dari  penilaian  yang  diteruskan  indra  dan  diolah
          nalar.
                 Dari jalur pengolahan ini, muncullah klasifikasi objek  dalam
          sistem filsafat.

          94 | IBN SINA
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99