Page 86 - ISYARAT DAN PERHATIAN_FISIKA (IBN SINA)_CETAK
P. 86
secara apriori ditekankan bahwa wadag pertama itu ada. Terlepas
3
dari keterliputan manusia oleh realitas fisik, wujud fisik pertama di-
mungkinkan sejauh bahwa tiap-tiap spesies (yang nisbi dalam ben-
tuk eksternal) secara proposisional tunduk pada genus. Genus yang
4
dimaksud adalah genus universal dan merujuk pada materi perta-
ma.
Misalnya jika ada satu materi yang jika dikumpulkan dan
mengambil bentuk komposit, maka materi itu akan bertambah se-
cara volume sekaipun secara komposisi tidak bertambah. Artinya
5
volume bertambah tapi komposisinya tidak. Kita bisa membayang-
kan bumi yang diperbesar sampai sebesar Jupiter. Volume bumi
bertambah, tapi komposisinya tetap sama. Tapi masalahnya di sini:
apakah penambahan volume ini bisa sampai tidak terbatas, meng-
ingat kita bisa terus menambah ke dalam materi itu unit-unit ke-
cil dan unsur-unsurnya secara kontinu? Atau sebaliknya, kita bisa
mengurangi unsurnya sampai materi pertama, dan unsurnya (hyle)
menciut sampai pada level subatomik atau lebih kecil lagi. Ibn Sina
mengungkapkan bahwa inilah tepatnya masalah yang ditekankan
para ilmuwan. 6
Gambar 1: Perluasan dari materi pertama
Jika ditarik dalam konteks hari ini, pertanyaan pertama se-
cara langsung bersinggungan dengan sains kosmologi kontemporer.
Terutama berkenaan dengan kemungkinan atas limitasi ruang-wak-
tu-materi. Yang mana pertanyaan abstaknya sampai sekarang belum
terjawab: seluas apakah alam semesta? Para fisikawan kontemporer
tentu telah coba memetakan ini. Édouard Lemaître mengemukakan
bahwa alam semesta memuai dari satu titik yang kita kenal dengan
teori Big Bang. 7
Tapi bukan berarti bahwa teori dentuman besar tak memi-
liki persoalan—terutama mengenai limitasi alam semesta secara
86 | IBN SINA