Page 133 - E-BOOK ZAT ADITIF
P. 133

Umumnya reaksi berantai oksidasi berakhir ketika satu molekul inhibitor (antioksidan)

              bereaksi dengan radikal (ROO) yang biasanya terjadi dalam dua tahap Radikal bebas Intermediat
              dapat pula membentuk produk yang stabil dengan bereaksi dengan suatu radikal atau membentuk

              kompleks dengan radikal mem bentuk produk yang stabil.

                                                   RO2 + inh → [RO2inh]


                                              [RO2inh] + RO2 → Produk stabil
                     Antioksidan  yang  telah  melepaskan  atom  H  berubah  menjadi  tidak  stabil  akibat

              kehilangan elektron. Idealnya, antioksidan radikal yang dihasilkan tidak menghasilkan radikal

              bebas yang baru yang menyebabkan oksidasi cepat dan reaksi berantai. Sehubungan dengan hal
              ini, antioksidan fenolik merupakan antioksidan yang tidak menyebabkan radikal bebas baru dan

              reaksi berantal. Senyawa fenolik merupakan pendonor elektron yang sangat baik dan radikal
              intermediat akibat fenolik (yang telah melepaskan atom H) bersifat relatif stabil akibat adanya

              lokalisasi  resonansi  pada  posisi  yang  dimungkinkan  diserang  oleh  oksigen.  Sebagai  contoh,

              hidrokuinon  bereaksi  dengan  radikal  hidroperoksi  membentuk  hibrid  resonansi  semikuinon
              (Gambar 8.2)










                              Gambar 8.2 Reaksi antara radikal bebas (ROO-) dengan kuinon

                                                 Sumber: Fennema, 1996

                     Intermediat semikuinon radikal dapat  mengalami berbagai  reaksi  membentuk produk

              yang stabil seperti membentuk dimer, atau meng- alami dismutasi menghasilkan kuinon kembali
              yang dapat berfungsi lagi sebagai antioksidan (Gambar 8.3).











                   Gambar 8.3  Reaksi pembentukan kuinon kembali dari intermediat semikuinon radikal

                                                 Sumber: Fennema, 1996
   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138