Page 45 - E-BOOK ZAT ADITIF
P. 45

7.  Asam Tartarat

                     Secara  kimia  atau  menurut  IUPAC,  asam  tartarat  memiliki  nama  ilmiah  asam  2,3-
              dihidroksibutanadioat dengan rumus kimia C4H6O6.











                                        Gambar 2.9 Struktur Kimia Asam Tartarat

                                                 Sumber: Anonim, 2018

                     Asam tartarat memiliki karakteristik tidak berwarna atau bening dan serbuk halus sampai

              granula, tidak berbau, rasa asam, serta stabil di udara. Kelarutan sangat mudah larut dalam air
              dan mudah larut dalam etanol.


                     Asam tartarat menjadi tidak stabil apabila terkena panas secara terus-menerus. Asam ini

              juga  dapat  bereaksi  dengan  senyawa  redoks  dan  zat  alkali.  Larutan  asam  tartarat  dapat
              membebaskan gas H, yang mudah meledak, terutama bila larutan ini terpapar dengan logam

              logam yang reaktif seperti besi, seng, dan aluminium. Polimerisasi tidak akan terjadi pada asam
              tartarat. Asam ini juga bersifat korosif, kecuali pada bahan yang terbuat dari gelas/kaca. Asam

              tartarat dapat diproduksi secara alami maupun sintetik. Secara alami, asam tartarat dapat di-

              recovery dari minuman wine. Sedangan secara sintetik dapat diproduksi melaui reaksi maleic
              anhidrat. Asam  tartarat juga  digunakan  sebagai campuran tepung soda kue  yang merupakan

              bahan pengembang yang secara umum digunakan dalam pembuatan roti.

              F.  Keamanan Zat Pengasam pada Produk Pangan

                     Penambahan  pengasam  pada  produk  makanan  juga  harus  diperhatikan.  Penggunaan

              bahan kimia berbahaya atau bahan tambahan makanan tersebut apabila melebihi ambang batas
              maka  akan  menimbulkan  efek  negatif  bagi  kesehatan.  Beberapa  bahan  asam  memiliki  sifat

              sangat korosif, sehingga saat masuk ke dalam mulut akan terasa panas yang membakar disertai

              dengan rasa sakit yang tidak terhingga sehingga sukar menelan. Pada produk olahan buah dan
              sayuran  penambahan  zat  ini  meng-  akibatkan  penurunan  pH  sehingga  mengurangi  risiko

              tumbuhnya mikroba. Produk pangan olahan yang sering memanfaatkan pengasam antara lain

              sari  buah,  acar  ketimun,  selai,  jeli,  dan  ikan  kalengan.  Beberapa  pengatur  keasaman  yang
              diizinkan untuk digunakan dalam makanan, diantaranya dapat berasal dari asam organik maupun
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50