Page 113 - SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL DAERAH SULAWESI UTARA
P. 113
. . •
'·
!'908-1909. Tetapi karena berkat pertolqngan orang-orang Kristen
' penyakit itU terberantas m3.ka simpati inasyarakat Islam · di sana
hertarn bah besar. Sekali lagi di. tahun 1918 berjangkit penyakit in-
. ( flue·nza. Ada desa~desa yang lebih sepuluh persen penduduknya
-meniilggal . dunia, karena terserang penyakit iitL Di antara yang
meniriggal tercatat narn_a guru Jesaja Tumutang, dan istri guru
Wilar. Pendeta G. ten Broek yang mewakili Pendeta W. Dunne-
bier untuk membaptiskan orang di sana, juga terserang penyakit
itu dan m¢ninggal dunia di Sangi! Talaud menjelang Tahun Batu
1919. Tantangan lainnya yaitu pada tahuri 1925 tepatnya pada
/ · tailggal 26 Oktober, terjadi pembakaran rumah guru Zending yang
bertugas di Otarn. 161 )
Gedung gereja Kristen yang pertama didirikan adalah di Go-
ropai yang ditahbiskan pada tanggal 1 Oktober 1916. Menyusul
gedung gereja di Poopo Mongondow tanggal 17 Desemb.er 1916.
Tanggal 25 Pebruari 1923 ditasbihkan gedung gereja baru di kota
Kotamobagu. Penunjuk angin di mana tertera angka tahun 1923
disumbangkan oleh jemaat Kristen Goropai. Gedung gereja Mariri
Lama ditahbiskan 4 Agustus 1929. Bulan Juli 1932, Ds. Cromme-
lin selaku Direktur Zending mengunjungi Bolaang Mongondow.
Gedung gereja di Modayang ditahbiskan pada tanggal 30 April dan
di Pangian 24Desember1933. Antara 19 sarnpai 21Agustus1934
Pr. Slotemaker de Bruine yang menjabat sebagai Ketua indische
Kerk datang berkunjung ke Bolaang Mongondow. Orang Bolftang
Mondondow asli yang pertama menjadi pendeta yaitu Luther
Kolopita ditahbiskan sebagai Penolong Pendeta di gereja Kopan-
dakan pada 9 Desember tahun 1934. Tanggal 22 Desember 1935,
ditahbiskan gedung gereja barn di Bolaang (bekas ibuk9ta Kera-
jaan Bolaang Mongondow). Tanggal 27 Pebruari 1936 diad3.kan
perayaan 25 tahun HIS milik Zending di Kotamobagu. 162 ) Kalau
di Minahasa,' sinode GMIM terbentuk tahun 1934, untuk daerah
Bolaang Mongondow di tahun 1940. 163 )
Salah satu kesulitan dalam pelaksanaan pengabaran lnjil di
daerah Bolaang Mongondow ialah soal bahasa sebagai alat komu-
nikasi. Orang-orang perantau Minahasa sudah terbiasa mempergu-
nakan bahasa Indonesia di dalam kebaktian-kebaktian menurut
161) W. DunneJ>ier, op.cit,, Halaman II dan V; lihat Gereja Masehi lnjil Bolaang Mo-
ngondow, op.Cit., halarnan 2. -
162) W. Dunnebier, r.;.cit, h&larnan ID - Vlll.
i63) Dr. Th. Muller Krugei, op.cit., halaman 11.
104