Page 231 - eBook Manajemen Pengantar_Neat
P. 231
Menurut Maslow, individu-individu akan termotivasi untuk memenuhi
kebutuhan manapun yang bisa dia penuhi atau yang mendesak mereka
pada waktu tertentu. Potensi adanya suatu kebutuhan tergantung pada
situasi dan pengalaman seseorang saat itu. Dimulai dari kebutuhan fisik,
yang merupakan kebutuhan paling dasar, setiap kebutuhan harus terpuasi
dahulu sebelum individu berkeinginan untuk memuasi kebutuhan yang
tingkatnya lebih tinggi.
Kesimpulan teori Maslow adalah pertama karyawan membutuhkan
suatu upah yang memadai untuk makan, minum, pakaian, dan berlindung
bagi dirinya maupun keluarganya. Termasuk kebutuhan mereka juga yaitu
lingkungan kerja yang aman. Setelah kebu-tuhan tersebut terpenuhi,
selanjutnya kebutuhan keamanan pekerja harus dipenuhi, misalnya berupa:
keamanan pekerjaan, peraturan yang jelas, dan bebas dari pemaksaaan.
Apabila kedua kebutuhan tersebut sudah terpenuhi, kebutuhan sosial
harus dipenuhi. Kemudian, manajer dapat menawarkan insentif yang
dirancang untuk memberikan karyawan agar merasa mendapat
penghargaan, merasa memiliki, atau merasa berpeluang untuk
berkembang. Setelah semua kebutuhan di atas sudah terpenuhi dengan
baik, karyawan akan menjadi termotivasi dengan kebutuhan untuk
aktualisasi diri. Pada akhirnya, mereka akan mencari arti dan
pengembangan diri dalam pekerjaannya dan aktif mencari tanggung jawab
yang baru.
Maslow menyatakan bahwa perbedaan-perbedaan individual sangat
besar pada level ini. Untuk kelompok tertentu menghasilkan kualitas kerja
tinggi sebagai cara untuk aktualisasi diri, sementara kelompok lain
mengembangkan ide kreatif dan bermanfaat sebagai cara aktualisasi diri.
Dengan memperhatikan kebutuhan aktualisasi diri yang berbeda
karyawan mereka, manajer dapat menggunakan berbagai pendekatan
untuk memudahkan karyawan mencapai tujuan personal maupun tujuan
organisasi.
2. Teori ERG. Clayton Alderfer setuju dengan Abraham Maslow, bahwa
motivasi pekerja dapat diukur menurut suatu hirarkhi kebu-tuhan.
Namun demikian, teori ERG yang dikemukakan oleh Clayton Alderfer
berbeda dengan teori Maslow. Perbedaannya dapat dilihat pada dua
hal sebagai berikut:
Pertama, Alderfer membagi kebutuhan dalam tiga kategori:
kebutuhan eksistensi (kebutuhan dasar menurut Maslow), kebutuhan
berhubungan (kebutuhan hubungan antarorang), dan kebutuhan
220 Manajemen Pengantar