Page 233 - eBook Manajemen Pengantar_Neat
P. 233
Kebutuhan ini dapat dikaitkan pada bagaimana orang menghadapi
kegagalan dan keberhasilan. Takut akan kegagalan dan berkurangnya
kekuasaan menjadi motivator yang kuat bagi kelompok orang.
Sebaliknya takut akan keberhasilan dapat juga menjadi motivator yang
kuat bagi kelompok yang lain.
4. Teori Motivasi Dua Faktor. Frederick Herzberg (akhir tahun 1950-
an) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa ketidakpuasan kerja
(job dissatisfaction) dan kepuasan kerja (job satisfaction) terjadi
dari dua rangkaian faktor yang terpisah. Teori ini disebut teori dua
faktor.
Dissatisfier (yang ia namakan faktor “hygiene) meliputi: gaji,
keamanan, status, hubungan dengan rekan kerja, hubungan dengan su-
pervisor, hubungan dengan bawahan, kehidupan pribadi, kondisi
pekerjaan, pengawasan, dan kebijakan perusahaan. Semua faktor ini
jika tidak dipenuhi akan mempengaruhi keadaan pekerjaan yang
dilaksanakan. Faktor terpenting dari semua faktor ini adalah kebijakan
perusahaan, yang banyak orang menduga menjadi penyebab utama
ketidakefektifan dan ketidakefisienan. Jika faktor-faktor ini dipenuhi tidak
berarti akan mengarahkan pada kepuasan kerja melainkan hanya
meniadakan ketidakpuasan.
Satisfier (faktor pemotivasian) meliputi pencapaian, pengakuan,
tanggung jawab, pekerjaan itu sendiri, pertumbuhan, dan kemajuan, semua
berhubungan dengan isi pekerjaan dan penghargaan terhadap prestasi
kerja. Jika faktor-faktor ini dipenuhi, akan mengarahkan pada kepuasan
kerja.
Teori Keadilan (Equity Theory)
Teori keadilan menggunakan asumsi bahwa faktor utama pemotivasian
kerja adalah penilaian individu terhadap keadilan atau keadilan atas
penghargaan yang diterima. Keadilan dapat didefinisikan sebagai
perbandingan antara kerja individu (seperti usaha atau keahlian) dan
penghargaan kerja (seperti upah atau promosi). Menurut teori keadilan,
individu-individu akan termotivasi ketika memperoleh kepuasan, yang
kepuasan ini disebabkan karena menerima sesuatu yang sesuai
(proposional) dengan usaha yang mereka lakukan. Orang akan menilai
penghargaan yang mereka terima dengan membandingkan dengan
penghargaan yang diterima orang lain atas input atau usaha yang sama
atau membandingan usaha dengan penghargaan yang diterima.
222 Manajemen Pengantar