Page 250 - eBook Manajemen Pengantar_Neat
P. 250

cenderung  lebih  mengatur,  pengendalian  pekerjaan,  dan  kurang
             memberikan perhatian pada hubungan manusia.
                  Fiedler mengidentifikasi tiga “situasi kepemimpinan” atau variabel
             yang membantu menentukan gaya kepemimpinan mana yang lebih efektif,
             yaitu: hubungan antara pemimpin-pengikut (leader-member relations),
             struktur  pekerjaan  (task  structure),  dan  kekuatan  posisi  pemimpin
             (leaders’ position power). Hubungan pemimpin-pengikut menunjukkan
             kualitas interaksi antara seorang pemimpin dan karyawannya. Hubungan
             ini merupakan faktor terpenting yang mempenga-ruhi kekuatan dan
             keefektifan manajer.
                  Struktur pekerjaan merupakan suatu situasi yang dapat membantu
             menentukan kekuatan manajer. Di dalam pekerjaan yang terstruktur,
             manajer secara otomatis memiliki kekuatan yang tinggi, sedangkan pada
             pekerjaan  yang  tidak  terstruktur  kekuatan  manajer  akan  menurun.
             Kekuatan,  menurut  Fiedler,  melekat  pada  posisi  formal.  Kekuatan
             pemimpin tergantung pada posisi yang didudukinya. Semakin tinggi
             kekuatan  posisi  seorang  manajer,  semakin  mudah  baginya  untuk
             mempengaruhi karyawan dalam penyelesaian pekerjaan.
                  Fiedler kemudian menemukan delapan kombinasi dari ketiga variabel
             dalam siatuasi kepemimpinan, yaitu: hubungan pemimpin-pengikut bisa
             bagus atau buruk, pekerjaan bisa terstruktur atau tidak terstruktur, dan
             kekuatan posisi bisa kuat atau lemah. Dengan menggunakan delapan
             kategori situasi kepemimpinan dan dua tipe pemimpin-LPC tinggi dan LPC
             rendah-Fiedler melakukan penelitian terhadap lebih dari 800 kelompok
             untuk melihat tipe pemimpin mana yang paling efektif pada setiap situasi.
             Model Fiedler menyarankan bahwa kesesuaian yang tepat antara gaya
             pemimpin (skor LPC) dan situasi (interaksi antara ketiga variabel) akan
             menunjukkan kinerja manajer yang efektif.


             PENDEKATAN JALUR-TUJUAN (PATH-GOAL APPROACH)

                  Seperti halnya model-model lain  dalam pendekatan kontijensi,
             pendekatan jalur-tujuan membantu untuk memahami dan memperkirakan
             keefektifan  kepemimpinan  dalam  situasi  yang  berbeda.  Model  ini
             diformulasikan oleh Martin G. Evans dan Robert J. House. Pendekatan
             ini didasarkan pada model pengharapan dalam teori motivasi, yang
             menyatakan bahwa motivasi seseorang tergantung pada harapannya
             terhadap reward dan valence atau kemenarikan reward tersebut. Manajer
             perlu menentukan ketersediaan “tujuan” (reward) dan “jalur” untuk
             mendapatkannya.




               Kepemimpinan                                                   239
   245   246   247   248   249   250   251   252   253   254   255