Page 11 - Sinar Tani Edisi 4090
P. 11

A GRI W ACA N A                                                      Edisi 11 - 17 Juni 2025  |  No. 4090 Tahun LV                    11


                                                        Tanpa Penyuluh



                                     Subsidi Pupuk Bisa Salah Arah



                                                                               Oleh :
                                                                        Warsana,SP.M.Si.,MP
                                                        Penyuluh Pertanian Ahli Utama di BRMP Jawa Tengah

                    upuk bersubsidi bukan                                           mencakup            perencanaan,     wilayah kerja. Di beberapa daerah,
                    sekadar        bantuan                                          pengadaan,            penyaluran,    satu  penyuluh    bisa  membina
                    pemerintah       dalam                                          pengawasan, hingga evaluasi. Di      belasan bahkan puluhan kelompok
                    bentuk diskon harga. Ia                                         atas  kertas,  sistemnya  terlihat  rapi   tani. Ini jelas beban berat, apalagi
                    adalah napas tambahan                                           dan   sistematis.  Kelompok  tani    jika dukungan fasilitas dan pelatihan
       Pbagi petani kecil yang                                                      menyusun RDKK dibantu penyuluh       juga terbatas.
          setiap  musim   tanam    berjibaku                                        pertanian, lalu data itu masuk ke      Sikap  petani  terhadap  pupuk
          dengan cuaca, modal terbatas, dan                                         e­RDKK. Pupuk kemudian disalurkan    bersubsidi sangat beragam. Ada
          harapan  besar  untuk  panen  yang                                        dari produsen ke distributor, ke     yang bersyukur dan patuh pada
          layak. Subsidi pupuk, jika dikelola                                       kios resmi, dan akhirnya ke tangan   aturan, aktif dalam kelompok, serta
          dengan benar, adalah salah satu                                           petani. Petani menebus pupuk         mengikuti arahan penyuluh. Tapi tak
          kunci  penting   untuk   menjaga                                          dengan KTP atau Kartu Tani sesuai    sedikit yang bingung menghadapi
          ketahanan pangan nasional. Sayang­                                        harga eceran tertinggi (HET) yang    sistem digital, apatis karena pernah
          nya, persoalan di lapangan tidak                                          ditetapkan.                          merasa dikecewakan, atau bahkan
          selalu semulus niat baik di atas kertas.                                     Namun di lapangan, realitas tak   menyimpang     dengan     menjual
            Pemerintah Indonesia, melalui                                           selalu seindah narasi kebijakan.     kembali pupuk subsidi secara ilegal.
          Kementerian    Pertanian,    telah                                        Kelangkaan pupuk masih sering          Semua ini menunjukkan bahwa
          menyediakan berbagai jenis pupuk                                          terjadi, distribusi kadang tak tepat   keberhasilan program subsidi bukan
          bersubsidi seperti Urea, SP­36, ZA,   ia menyasar langsung petani kecil,   waktu, dan pemahaman petani         hanya soal pupuk yang tersedia, tapi
          NPK Phonska, hingga pupuk organik.   yang menjadi tulang punggung         soal sistem digital masih rendah,    juga  soal  komunikasi,  kepercayaan,
          Tapi pupuk ini tak bisa dibeli begitu   pertanian Indonesia. Ketiga, subsidi   terutama di pelosok desa. Belum   dan literasi digital.
          saja di warung sebelah. Petani harus   membantu   menstabilkan   harga    lagi potensi penyelewengan, seperti    Tata kelola pupuk bersubsidi
          memenuhi sejumlah syarat: terdaftar   pangan.                             penimbunan, pemalsuan data, atau     harus terus disempurnakan. Bukan
          dalam kelompok tani, masuk dalam        Jika biaya produksi tinggi, maka   pupuk bersubsidi yang dijual bebas   hanya  lewat  penguatan   sistem
          Rencana     Definitif  Kebutuhan    harga beras, jagung, hingga sayuran   di pasar gelap.                      digital, tapi juga dengan pendekatan
          Kelompok (RDKK), memiliki lahan     di pasar bisa melambung. Keempat,        Di    tengah      kompleksitas    manusiawi. Pemerintah perlu lebih
          maksimal dua hektare, dan tercatat   subsidi pupuk mendorong produksi     sistem dan keterbatasan sumber       aktif  mendengar    suara  petani,
          di sistem e­RDKK. Sistem digital    dalam    negeri  dan   mengurangi     daya petani, penyuluh pertanian      memperkuat  peran  penyuluh,  dan
          ini diharapkan dapat memastikan     ketergantungan pada impor pangan.     memainkan peran krusial. Mereka      menindak tegas penyimpangan di
          subsidi tepat sasaran dan memini­   Kelima, subsidi melindungi petani     bukan hanya penghubung antara        lapangan.
          malisir kebocoran.                  dari fluktuasi liar harga pupuk global   petani dan pemerintah, tapi juga    Karena pada akhirnya, keber­
            Ada setidaknya enam alasan        yang sangat dipengaruhi gejolak       menjadi    guru,    pendamping,      hasilan pupuk bersubsidi bukan
          mengapa subsidi pupuk adalah        energi dan geopolitik. Dan keenam,    sekali  gus pengawas di lapangan.    diukur dari banyaknya ton pupuk
          kebijakan yang layak dipertahankan,   tentu saja, subsidi berkontribusi pada   Mereka membantu penyusunan      yang disalurkan, tapi dari seberapa
          bahkan ditingkatkan.                kesejahteraan petani.                 RDKK, mengedukasi pemupukan          besar    dampaknya       terhadap
            Pertama, subsidi ini menjaga         Namun, semua  tujuan  mulia  itu   berimbang, mendampingi proses        kesejahteraan petani dan stabilitas
          ketahanan pangan. Dengan harga      hanya bisa tercapai jika tata kelola   penebusan,  hingga   melaporkan     pangan bangsa. Ini bukan sekadar
          pupuk yang lebih terjangkau, petani   pupuk  bersubsidi  benar­benar  ber­  temuan dan kendala ke pihak terkait.  program bantuan—ini adalah bentuk
          bisa  meningkatkan   produktivitas  jalan sebagaimana mestinya.              Sayangnya,  jumlah   penyuluh     nyata dari kehadiran negara di
          tanpa terbebani biaya tinggi. Kedua,   Tata kelola pupuk bersubsidi       aktif tak sebanding dengan luasnya   ladang­ladang rakyatnya.

                       Distribusi Pupuk Subsidi                                                                  Kolom




                                              atau Pengecer), pengambilan pupuk    tercatat kurang dari 300 Gapoktan
                                              dipermudah hanya menggunakan         dari total 80 ribuan lebih Gapoktan.
                                              KTP, petani penerima dan komoditas   Diharapkan   dengan    dibentuknya
                                              yang   mendapat    pupuk    subsidi  Koperasi Desa Merah Putih di tiap
                                              bertambah.                           desa akan mempermudah petani          Oleh:  Memed Gunawan
                                                 Komoditas yang bisa menerima      menebus pupuk di titik bagi.
                   iapa yang tidak tertarik   pupuk bersubsidi kini bertambah. Jika   Di   lapangan    tidak  mudah,
                   dengan barang murah        sebelumnya hanya untuk tanaman       rintangan selalu ada tapi ini adalah    Tantangannya memang banyak.
                   seperti  Pupuk  Subsidi.   pangan, kini menjadi 10 komoditas.   proses.  Petani  memang     belum    Di daerah yang prasarana jalan
                   Bukan petani saja yang     Ada  padi, jagung,  kedelai  dan  ubi   sepenuhnya menerima pupuk sesuai   atau lokasinya terpencil keberadaan
                   suka, orang tidak bertani   kayu. Komoditas hortikultura yakni,   yang dibutuhkan. Di Jawa Timur, yang   pengecer atau  koperasi  yang  per
         Sjuga mau. Untuk dijual              cabai, bawang merah dan bawang       diterima hanya sekitar 30­60 persen   unitnya mencakup banyak desa,
          lagi, di pasar harganya berlipat­lipat.    putih. Sedangkan perkebunan untuk   dari yang diusulkan dalam RDKK.   akan menyulitkan petani untuk
          Alokasinya yang dibatasi hanya      petani tebu rakyat, kakao dan kopi.   Terpaksa Dinas Pertanian setempat   menebus      pupuk.    Sementara
          untuk beberapa komoditas saja       Satu lagi adalah pembudidaya ikan.   membagikan     ke   petani  dalam    kalau koperasi dibangun di setiap
          tentu membuat iri petani tanaman    Pokoknya sangat menggembirakan       porsi yang sama, yang dampaknya      desa mungkin tidak memenuhi
          lain. Selama ini riuh distribusi pupuk   petani. Ini angin segar.        produktivitas yang dicapai tidak     skala usaha. Ini dilema. Karena itu
          bersubsidi tak pernah berhenti. Lalu   Aturan yang lebih baik sudah      sesuai yang diharapkan.              kerjasama    dengan   Pemerintah
          keluarlah aturan baru.              diluncurkan.  Penyalurannya   pun       Gapoktan tidak bisa menjadi       Daerah harus dibangun dengan baik
             Peraturan   Presiden   No.   6   menurut PI sudah lebih baik dari     penerima dan titik bagi karena       agar peran Pemda bisa membantu
          Tahun  2025 tentang  Tata  Kelola   tahun lalu, produksi cukup 9,5 juta   dua alasan, Pertama, mereka tidak   petani memperoleh pupuk.
          Pupuk Bersubsidi dan kemudian       ton, walaupun yang diminta petani    memenuhi persyaratan legalitas izin     Pupuk bersubsidi kini menjadi
          ditindaklanjuti dengan Permentan    lebih dari itu. Pemerintah juga      usaha. Kedua, insentif bagi Gapoktan   barang yang cukup seksi. Dengan
          No. 15 Tahun 2025 adalah gebrakan   membuka lampu hijau untuk Poktan     sangat rendah, hanya Rp 75 per       harga di pasar bisa mencapai 3
          baru.  Aturan terkait peredaran pupuk   dan Gapoktan menjadi penyalur    kilogram.  Dengan  perkiraan  biaya   atau 4 kali lipat dari harga subsidi
          bersubsidi yang jumlahnya ratusan   pupuk bersubsidi.                    yang harus ditanggung seperti naik­  yang hanya Rp 2.500 per kilogram,
          dipangkas, distribusi dilakukan PT.    Sayangnya memang Gapoktan         turun barang, resiko rusak dan biaya   pengawasan memang harus ekstra
          Pupuk Indonesia (PI) langsung ke    yang   telah  bersedia   menerima    gudang, boleh jadi Gapoktan tidak    keras. Demi petani, pemerintah pun
          titik bagi (Gapoktan dan Koperasi   pupuk subsidi untuk disalurkan baru   memperoleh margin yang memadai.     harus habis­habisan membantu.
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16