Page 12 - Sinar Tani Edisi 4090
P. 12

12                         Edisi 11 - 17 Juni 2025  |  No. 4090 Tahun LV                                                   KEBUN



           Perpres Terbit,





           Sertifikasi ISPO




           Wajib dari Hulu ke Hilir





            Pemerintah            memperkuat             komit mennya             terhadap
            pengelolaan kelapa sawit yang berkelanjutan melalui
            berbagai langkah strategis. Salah satunya dengan terbitnya
            Peraturan Presiden (Perpres) No. 16 Tahun 2025 tentang
            Sistem Sertifikasi Kelapa Sawit Berkelanjutan.




                     egulasi   ini  sebagai
                     langkah penting dalam
                     memperluas cakupan
                     dan       memperkuat
                     sistem Sertifikasi Per­
        Rkebunan Kelapa Sawit
          Berkelanjutan Indonesia atau Indo­
          nesian Sustainable Palm Oil (ISPO).
             Ketua    Kelompok    Substansi
          Penerapan dan Pengawasan Mutu
          Hasil  Perkebunan,   Kementerian
          Pertanian, Ratna Sariati  menjelas­
          kan, ISPO bukan sekadar label,
          melainkan sistem menyeluruh yang
          memastikan bahwa usaha kelapa
          sawit dilakukan secara layak dari sisi
          ekonomi, sosial budaya, serta ramah
          lingkungan dan sesuai dengan
          peraturan perundang­undangan.
             Dengan    demikian,  sertifikasi  di kenakan bagi pelaku usaha yang
          ISPO    menjadi    bukti   tertulis  tidak mematuhi ketentuan ISPO.
          bahwa pengelolaan kebun sawit          Catatan    Ditjen   Perkebunan
          telah  memenuhi     prinsip­prinsip   hingga  Februari  2025,  tercatat
          keberlanjutan   tersebut.   Dasar   sebanyak 1.157 pelaku usaha telah
          hukum     ISPO   mengacu    pada    memperoleh sertifikat ISPO dengan     menyatakan bahwa terminologi ISPO    campur bahan baku bersertifikasi
          Undang­Undang No. 39 Tahun 2014     total lahan mencapai 6,2 juta ha. Dari   hilir masih fleksibel, namun prinsip   dengan yang belum, namun tetap
          tentang Perkebunan, khususnya       jumlah  tersebut,  sekitar  84  persen   dasarnya tetap sama: memastikan   dalam batas pengawasan yang
          Pasal 2, 3, dan 62. Implementasinya   adalah perusahaan swasta, 9 persen   produk sawit  olahan yang sampai    ketat. “Keseimbangan massa mem­
          dituangkan dalam Perpres Nomor      BUMN, dan 7 persen pekebun rakyat.    ke tangan konsumen berasal dari      butuhkan sistem pencatatan yang
          44 Tahun 2020, yang kini diperbarui   Dari sisi luasan, Indonesia berhasil   sumber yang berkelanjutan.        ketat, dan kami akan mengadopsi
          menjadi Perpres No. 16 Tahun 2025.   melampaui   Malaysia  dalam   hal      Menurut Lila, saat ini Indonesia   beberapa norma dari standar inter­
             Perubahan     ini   mencakup     areal perkebunan sawit yang telah     hanya mengekspor sekitar 10 persen   nasional seperti RSPO, ISCC, dan
          perluasan ruang lingkup dari hulu ke   tersertifikasi berkelanjutan.      dari CPO mentahnya, sementara        MSPO,” ujarnya.
          hilir, termasuk sektor industri olahan   “Saat ini, kami sedang menyusun   sisanya  dalam  bentuk    olahan.     Berbeda dengan sertifikasi lain
          dan bioenergi. Dengan demikian,     pembaruan dari Peraturan Menteri      karena itu, menjaga ketelusuran      seperti SNI, ISPO hilir akan men­
          ISPO tidak hanya menjadi tanggung   Pertanian   No   38   Tahun   2020    (traceability) produk hilir menjadi   sertifikasi  proses  produksinya,
          jawab    Kementerian    Pertanian,  Tentang Penyelenggaraan Sertifikasi   sangat penting, mengingat pasar      namun label atau logo akan  di­
          tetapi juga melibatkan Kementerian   Perkebunan   Sawit  Berkelanjutan    global kini semakin menuntut produk   tempat  kan pada produk akhir.
          Perindustrian (Kemenperin) untuk    Indonesia,” kata Ratna.               yang   berkelanjutan.   “Sertifikasi  Serti fikasi ini akan berlandaskan
          sektor hilir dan Kementerian ESDM      Permentan     ini    dibutuhkan    ISPO hilir ini ibarat sertifikasi halal,   pada tiga prinsip utama: kepatuhan
          untuk bioenergi.                    sebagai   turunan  dari  Peraturan    memberikan jaminan tertulis kepada   ter hadap peraturan perundang­
             “Penambahan ruang lingkup ini    Presiden   (Perpres)  No   16/2025    konsumen bahwa produk tersebut       undangan, sistem dokumentasi
          dibarengi dengan restrukturisasi    tentang Sistem Sertifikasi Kelapa     sudah berkelanjutan,” jelasnya.      yang baik, dan praktik usaha
          kelembagaan dan skema pem­          Sawit Berkelanjutan Indonesia yang      Saat   ini  terdapat  190  jenis   yang     berkelanjutan    selaras
          biayaan baru. Kini, pembiayaan      rilis baru­baru ini. Sebelumnya sudah   produk hilir sawit, namun tidak    dengan   Tujuan   Pembangunan
          ISPO untuk pekebun bisa difasilitasi   ada Permentan 38/2020 menjadi      semuanya akan disertifikasi. Fokus   Berkelanjutan (UN SDGs).
          oleh APBN, APBD, maupun Badan       turunan dari Perpres lama yakni       akan diberikan pada produk yang        Per Juni 2025, draf peraturan
          Pengelola Dana Perkebunan,” ujar    Perpres No. 44/2020 tentang Sistem    memiliki volume besar dan potensi    ISPO  hilir  akan  dipublikasikan
          Ratna.                              Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit   pasar tinggi. Sertifikasi hilir akan   untuk konsultasi publik. Proses
             Saat diskusi Forum Wartawan      Berkelanjutan Indonesia.              memungkinkan        pencantuman      serti fikasinya akan merujuk pada
          Pertanian   (Forwatan)   bertema                                          logo ISPO pada kemasan produk,       Peraturan Menteri Perindustrian
          “Perpres  No. 16/2025  ISPO  untuk     Skema ISPO Hilir                   sebagai penanda bahwa produk         Nomor 45 Tahun 2020. Dengan
          Industri Sawit Berkelanjutan” yang     Sementara itu, dari sisi hilirisasi,   tersebut telah memenuhi prinsip   skema  yang   disiapkan  secara
          juga Musyawarah Besar Forwatan      Kementerian    Perindustrian  juga    keberlanjutan.                       inklusif dan kolaboratif, pemerintah
          di Jakarta, Rabu (4/6), Ratna me­   tengah menyiapkan skema serti­          Lila juga menjelaskan bahwa        berharap sertifikasi ISPO hilir dapat
          nambahkan, sanksi administratif     fikasi ISPO untuk sektor hilir. Lila   model sertifikasi ISPO hilir akan   diterapkan dengan efektif tanpa
          seperti teguran, denda, hingga pem  ­  Harsyah Bakhtiar, Direktur Kemurgi,   mengacu pada sistem mass balance   menjadi beban bagi pelaku usaha.
          berhentian sementara usaha dapat    Oleokimia, dan Pakan Kemenperin,      atau keseimbangan massa, yaitu men­                               Yul
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17