Page 222 - Gabungan
P. 222
bisik Su Wenbin. "Bukankah kau minta pelayan hotel
membangunkanmu jam empat? Kenapa sudah bangun sekarang?"
"Aku takut suara ketukan pintu membangunkan Yenni. Kebetulan
aku sudah terbangun."
Sementara mereka berbincang, Yenni terbangun. Melihat tempat
tidur Hana kosong dan mendengar suara bisikan di luar, ia mengintip
dari balik tirai—menyaksikan Hana dan Su Wenbin berdiri
berdampingan di balik dinding rendah berukir.
Pikiran tiba-tiba melintas di benak Yenni: Apakah Hana juga tertarik
pada Su Wenbin? Apakah mereka juga menjalin kasih? Seketika ia
merasa lemas dan berbaring kembali. Gelisah, ia mencoba tidur tapi
tak bisa. Tiba-tiba ia menyadari kekonyolan pikirannya—apakah
setiap kali Su Wenbin bersama Hana pasti berarti pacaran? Mereka
pasti sedang membicarakan sesuatu yang penting. Kemarin pun
Wenying dan Hana berhenti bicara saat ia mendekat.
Ketika mendengar Hana kembali ke kamar, Yenni pura-pura tidur.
Wajahnya memanas karena malu atas pikiran posesifnya. Ia dan Su
Wenbin baru kenal, belum ada ikatan resmi—dengan hak apa ia
merasa cemburu? Dalam hati ia meminta maaf pada mereka berdua.
Awalnya ia ingin mengantar Hana ke stasiun, tapi sekarang ia
memutuskan tidak ikut—biarkan Su Wenbin yang mengantar saja,
memberi mereka kesempatan berbincang. Dengan pikiran itu, Yenni
222

