Page 225 - Gabungan
P. 225
"Keretanya terlambat. Aku tak tega meninggalkan Hana sendirian
di stasiun, tapi ini membuatmu sendirian di kamar. Maafkan aku!"
"Mungkin karena kemarin terlalu lelah, aku baru bangun tak lama
lagi. Aku tidak mengantar Hana, pasti dia marah padaku."
"Tidak! Sama sekali tidak! Di stasiun, Hana banyak bercerita
tentangmu—semuanya pujian!"
"Tuan Su... Bagaimana kesanmu tentang Hana?" Kalimat itu
meluncur begitu saja dari mulut Yenni, dan ia segera menyesal.
Mengapa ia menanyakan hal itu? Bukankah ini terlalu tiba-tiba bagi
Su Wenbin?
"Kesan saya sangat baik! Yenni, kamu patut bangga memiliki
teman baik seperti Hana," kata Su Wenbin dengan jujur.
Yenni merasa lega mendengarnya. Ia bersyukur Su Wenbin tidak
mempertanyakan maksud ucapannya.
"Tapi dari sudut manapun, kamu lebih matang dan lebih memikat
dibanding Hana Budiman," tambah Su Wenbin.
"Kamu belajar juga memuji-muji?"
"Tidak! Aku hanya menyatakan fakta. Aku selalu berusaha memilih
kata-kata dengan tepat."
Yenni memandang kekasih hatinya dengan puas.
Mereka membereskan barang-barang, menyelesaikan
pembayaran di hotel, lalu berangkat.
225

