Page 227 - Gabungan
P. 227
"Aku tidak sesensitif Lin Daiyu!"
"Lin Daiyu adalah korban zaman lama. Sekarang zaman sudah
maju, kebebasan individu lebih dihargai. Kalau Lin Daiyu hidup di
zaman sekarang, pasti tidak akan sesensitif itu!"
Yenni melihat jam, "Sudah hampir waktunya, ayo ke pameran
anggrek!"
Pameran Anggrek Nasional tahun ini diadakan di kebun anggrek
seluas lebih dari 100.000 meter persegi. Kawasan Nusantara adalah
rumah bagi banyak spesies anggrek terkenal dunia. Konon ada ribuan
jenis anggrek yang sudah ditemukan. Dulunya kebanyakan anggrek
adalah hasil transplantasi dari alam, lalu mulai dibudidayakan. Ketika
bisnis ekspor anggrek menjadi sumber kekayaan seperti ikan hias
tropis, bermunculanlah perkebunan anggrek besar-besaran,
sementara kebun anggrek rumahan juga banyak terlihat.
Tepat pukul sembilan pagi, upacara pembukaan dimulai. Ribuan
pengunjung termasuk importir anggrek asing, turis, dan pengunjung
lokal memadati tempat itu. Bagi Yenni yang menyukai seni, acara
seperti ini sudah biasa, tapi bagi Su Wenbin ini adalah pengalaman
pertamanya.
Setelah upacara gunting pita singkat, kunjungan dimulai. Su
Wenbin memotret Yenni di berbagai sudut, begitu pula sebaliknya.
Satu rol film cepat habis. Saat melihat setumpuk anggrek subur yang
227

