Page 218 - Gabungan
P. 218
sambal, kepal nasi jadi bulatan kecil, lalu masukin ke mulut. Habis
makan cuci tangan lagi. Tadi ada turis kulit putih di meja sebelah yang
makan ayam pakai garpu dan sendok—hasilnya ayamnya malah
jatuh ke lantai!" kata Yenni sambil tertawa.
"Ribuan tahun nenek moyang kami terbiasa makan pakai tangan.
Tuan Su harus ingat: hanya tangan kanan yang boleh dipakai
menyuap makanan. Tangan kanan adalah tangan manis. Tangan kiri
beda, punya fungsi lain," jelas Hana Budiman.
"Sebelum ke Nusantara, ibuku berpesan: baik saat berjabat
tangan, memberi, atau menerima sesuatu, harus pakai tangan kanan.
Pakai tangan kiri dianggap tidak sopan, bahkan bisa menimbulkan
salah paham. Padahal di Hong Kong, Eropa, atau Jepang, tidak ada
bedanya," kata Su Wenbin.
"Sekarang banyak makanan disajikan di piring—porselen,
melamin, plastik, atau logam. Tapi tak ada yang bisa menandingi daun
pisang. Makan di atas daun pisang pakai tangan, itu baru benar-benar
nikmat!" kata Hana Putiman.
"Bicara soal makan pakai tangan, aku teringat kata-kata Kak
Wenxiong dulu. Saat kuliah di Cambridge Inggris, dia tak pernah bisa
makan pakai tangan. Suatu liburan pulang ke Nusantara, begitu lihat
pedagang 'rujak' di pinggir jalan dari bandara, langsung berhenti
untuk membeli. Katanya, kenikmatan itu tak akan pernah didapat di
218

