Page 213 - Gabungan
P. 213
Kemarin, saat kakakku membagikan gaji, Edi Budiman menyerang
ketika tidak ada orang lain, menembak kakakku sampai tewas, dan
mencuri lebih dari lima juta rupiah uang gaji yang akan dibagikan.
Konon, dalam pelariannya, Edi Budiman juga mengurung enam
penumpang minibus di dalam mobil dan membakar mereka hidup-
hidup untuk menghilangkan jejak."
"Benar-benar gila!" kutuk Hana Budiman.
"Edi Budiman ini benar-benar tidak punya otak. Berani melakukan
kejahatan di siang bolong di markas militer. Di negara hukum seperti
ini, mana mungkin dia bisa bebas?" kata Su Wenbin dengan prihatin.
"Kau belum pernah dengar istilah 'babi buta' di sini? Orang yang
tidak berpendidikan, ketika emosinya meledak, menjadi seperti babi
buta—menyeruduk tanpa memikirkan akibatnya! Kalau saja semua
orang di dunia bisa tenang dan rasional sepertimu, insinyur komputer,
mungkin pengadilan dan penjara tidak akan diperlukan!" kata Hana
Budiman.
"Edi ini membunuh beberapa orang sekaligus, pasti akan dihukum
berat!" kata Yenni.
"Menteri Pertahanan yang baru menjabat tahun lalu sangat disiplin
dan memimpin pasukan dengan ketat. Jika dia mendengar kelakuan
buruk si brengsek itu, pasti akan naik pitam!" kata Sri Rahayu.
"Pencabutan pangkat militer Edi Budiman sudah pasti," kata Yenni.
213

