Page 29 - Gabungan
P. 29

Bab 2 Pengorbanan




                Fajar mulai merekah di ufuk timur.


                Pagi  itu,  tidak  ada  sedikit  pun  angin  berhembus.  Udara  terasa


            segar dengan sedikit hawa dingin. Rumah Sakit Tentara di ibu kota,


            yang terletak jauh dari keramaian kota, berdiri di atas sebuah bukit


            kecil.  Bangunan  putih  berlantai  dua  yang  tidak  terlalu  besar  itu,


            dikelilingi  pepohonan  hijau,  tampak  sangat  indah  dan  tenang.  Di


            pohon mangga dekat ruang perawatan, burung-burung dengan bulu


            merah,  kuning,  dan  hijau  melompat-lompat  sambil  berkicau  ritmis,


            "cit-cit"  dan  "kuk-kuk."  Petugas  kebersihan  telah  menyelesaikan


            mengepel lantai, sementara para perawat dengan sepatu sol lembut


            sibuk berlalu-lalu di antara kamar pasien.

                Yenni  membuka  matanya  dan  menatap  ke  luar  jendela  dengan


            heran.  Ia  merasa  seolah-olah  tidak  tidur  nyenyak  semalaman,


            kepalanya terasa berat dan pusing.


                "Di mana ini? Mengapa  aku tidur  di sini?" Yenni bertanya  pada


            dirinya  sendiri.  Ia  ingat,  pada  hari  Valentine,  ia  merasa  gelisah  di


            rumah dan memutuskan keluar sendirian dengan sepeda motor untuk


            menenangkan pikiran. Ia pergi ke tempat yang sering dikunjunginya


            bersama Rudi Putiman untuk berkencan. Hari itu seharusnya adalah


            hari  pernikahan  mereka,  dan  ia  sangat  merindukan  Rudy  Rudy



                                                            29
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34