Page 30 - Gabungan
P. 30

Budiman  sangat  mencintainya  dan  tidak  pernah  sekali  pun


            mengingkari  janji.  Saat  itu,  teori  tentang  arwah  sedang  populer  di


            Jepang,  dan  Yenni  berharap  arwah  Rudy  akan  datang  untuk


            menikahinya.  Namun,  setelah  menunggu  lama,  arwah  Rudi  tidak


            muncul. Hujan hampir turun, dan Yenni buru-buru pulang.


                Di  sebuah  persimpangan  jalan,  Yenni  melihat  Rudy  Budiman—


            tepat  pada  saat  kilat  menyambar  dan  hujan  lebat  hampir  turun.


            Apakah  Rudy  jatuh  dari  langit?  Entah  dari  mana,  ia  tiba-tiba


            mengendarai mobil putih baru dengan santai. Apakah Rudy lupa pada


            pacarnya?  Mobil  itu  terus  melaju  dengan  kecepatan  stabil.  Yenni


            segera mengejar mobil Rudi sambil berteriak memanggil namanya.


            Rudy  juga  menoleh  dan  memandangnya.  Lalu,  dalam  dentuman


            guntur yang menggelegar, ia dan Rudy yang tercinta melaju bersama

            mobil putih itu menuju langit.


                Kepala  Yenni  terasa  pusing,  dan  seluruh  tubuhnya  sakit.


            Bagaimana bisa ia terbaring di tempat tidur kecil di ruangan asing ini?


            Ia menyadari ada sesuatu yang disuntikkan ke lengannya, dan di rak


            tergantung  botol  berisi  cairan  bening  yang  menetes  pelan  melalui


            selang. Melihat semua ini, Yenni sadar bahwa ia terluka—dan lukanya


            cukup parah! Lengan kanannya terpasang di papan kayu, sedangkan


            lengan  kiri  dan  kedua  kakinya  dibalut  perban  putih  dan  diikat  ke


            rangka tempat tidur. Ia bertanya-tanya, jika lukanya sedemikian parah,

                                                            30
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35