Page 197 - 37 Masalah Populer
P. 197
ادح وم تامو ارورسم دمحأب * هرمع لوط يذلا دبعلاب نظلا امف
Jika orang kafir ini (Abu Lahab) yang telah dikecam
Celaka kedua tangannya di dalam neraka kekal abadi
Diriwayatkan bahwa setiap hari Senin selamanya
Azabnya diringankan karena merasa senang dengan Muhammad
Maka bagaimana dengan seorang hamba yang sepanjang umurnya
Gembira dengan kelahiran Muhammad dan mati dalam keadaan bertauhid 268
Pendapat Ulama Tentang Peringatan Maulid Nabi.
Pendapat Ibnu Taimiah:
الله ىلص الله لوسرل همظيعتو هدصق نسحل ميظع رجأ هيف هل نوكيو سانلا ضعب هلععي دق امسوم هذاختاو دلوملا ميظعتف
ملسو هلآو هيلع
“Mengagungkan hari kelahiran nabi Muhammad Saw dan menjadikannya sebagai perayaan
terkadang dilakukan sebagian orang, maka ia mendapat balasan pahala yang besar karena
kebaikan niatnya dan pengagungannya kepada Rasulullah Saw” 269 .
Pendapat Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani.
Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani pernah ditanya tentang peringatan maulid nabi, beliau
menjawab:
ٌ
َ
ْ
ْ
َ
َ
َ َّ
اَهِد ِ ض َ و َنِساَح َ م ىَلَع ْتَلَمَتْشا ْدق َكِلذ َاَ م اَهَّن ِكَل َ و ِةث َ لاثلا نو ُ رُقلا ْ نِم حِلاَّصلا ِفَلَّسلا ْ نِم ٍدَحأ ْ نَع ْلَقْنُي ْ مَل ةَعْدب ِدِل ْ و َ ملا ل َ مَع ُلْصأ َ
ِ
ِ
ِ
ِ
ً
َ
ً
ْ
ِ
َ لاف َ لا ْ ن َ م َ و ةَنَسَح ةَعْدب َناَك اَهَّد ِ ض َ بَّنَجَت َ و َنِساَحَ ملا اَهِل َ مَع يِف ى َّ رَحَت ْ ن َ مف َ
Hukum asal melaksanakan maulid adalah bid’ah, tidak terdapat riwayat dari seorang pun dari
kalangan Salafushshalih dari tiga abad (pertama). Akan tetapi maulid itu juga mengandung
banyak kebaikan dan sebaliknya. Siapa yang dalam melaksanakannya mencari kebaikan-
kebaikan dan menghindari hal-hal yang tidak baik, maka maulid itu adalah bid’ah hasanah. Dan
270
siapa yang tidak menghindari hal-hal yang tidak baik, berarti bukan bid’ah hasanah .
268 Imam al-Suyuthi, al-Hâwi li al-Fatâwa, juz. I, hal. 283.
269 Ibnu Taimiah, Iqtidhâ’ al-Shirâth al-Mustaqîm Mukhâlafat Ahl al-Jahîm (Cet. II; Cairo: Mathba’ah al-
Sunnah al-Muhammadiyyah, 1369H), hal. 297.
270 Imam Ibnu Hajar al-Haitsami, Tuhfat al-Muhtâj fî Syarh al-Minhâj, juz. XXXI, hal. 377.
197