Page 96 - 37 Masalah Populer
P. 96

MASALAH KE-6: JENGGOT.

               Banyak hadits menyebutkan bahwa Rasulullah Saw memerintahkan agar membiarkan (tidak
               mencukur) jenggot. Diantaranya hadits:


                                                                          َ
                                                                                         َ
                                                                                                          َ
                    هيلع الله ىلص  -     ىب   َّنلا نَع  َ رَ مُع نْبا نَع اِفاَن  ْ نَع ٍدْي َز نْب ِدَّ مَحُم ُنْب  ُ رَ مُع اَنثَّدَح اْي َ رُز ُنْب ُدي ِ زَي اَنثَّدَح  ٍ لاَه   ْنِم ُنْب ُدَّ مَح ُ م اَنثَّدَح
                                                            ِ
                                           ِ
                                               ِ
                                ِ  ِ
                                    ِ
                                                                              ٍ
                                                 ٍ
                               َ
                                       َ

                                                                                            ْ

                                           َ
                                                                       َ
                  ، ِهِتَيْحِل ىَلَع  َ ضَبق  َ رَ مَتْعا وأ َّجَح اذِإ  َ ر   َ مُع ُنْبا َناَك َ و  . »   َ ب ِ را َ وَّشلا اوُعْحأ َ و ، ىَحِللا او ُ رِف َ و ، َنيِك ِ رْشُملا اوُعِلاَخ  «  َلاق َ  -     ملسو
                                      ِ
                                                                                                   َ َ
                                                                                                          َ
                                                                                                   . ُهذَخأ َلَضف ا َ مف َ
               Muhammad bin Minhal menceritakan kepada kami; Yazid bin Zurai’ menceritakan kepada kami;
               Umar  bin  Muhammad  bin  Zaid  menceritakan  kepada  kami,  dari  Nafi’,  dari  Ibnu  Umar,  dari
               Rasulullah Saw, beliau bersabda:
               “Bedakanlah diri kamu dari orang-orang musyrik, biarkanlah jenggot dan rapikanlah kumis”.
               Apabila  Ibnu  Umar  melaksanakan  ibadah  haji  atau  Umrah,  beliau  menggenggam  jenggotnya,
               yang berlebih (dari genggaman itu) ia potong.
               Apakah perintah Rasulullah Saw “Biarkanlah jenggot!” diatas mengandung makna wajib? Atau
               hanya bersifat anjuran (an-Nadab)?
               Ulama Mazhab Syafi’i berpendapat bahwa makna perintah di atas hanya bersifat anjuran, bukan
               wajib, oleh sebab itu mencukur jenggot hanya dikatakan makruh. Berikut ini beberapa teks dari
               kitab-kitab ulama kalangan mazhab Syafi’i:
                                                                            َ
                                                      َ
                                                                   َ

                                                 ْ
                                                              ُ
                                                    ً
                                ِةَ روُْصلا نْسُح َ و ِةَدورملِل اراثيإ اَهِعوُلط َلَّوأ ِةَيْحِللا يأ ) اَهُعْتَن ( ُه َ رْكُي )  َ و (
                                               ُ ُ
                                      ِ
                                                                           ْ
               “Makruh hukumnya mencabut jenggot pada awal tumbuhnya untuk orang yang baru tumbuh
               jenggot dan untuk penampilan yang bagus”  152 .

               Komentar Imam ar-Ramly terhadap teks ini:
                                                                               ْ
                                                                        َ
                                                                           ْ
                                                                                                           َ
                                              َ

                                                                   ْ
                                                                                            َ
                   ٌ فيِعَض ِهْيَبجاَح  َ لا َ و ، ُهَتَيْحِل َقِلْحَي  ْ نأ َ   ٍدَح ِلأ ُْل  ِ حَي  َ لا ِهجاَهْن ِم يِف يِميِلَحلا ُل ْ وَقف اَهُقلَح ُهُلثِم َ و  ْ خَلإ ِةَيْحِللا يأ ) اَهُعْتَن ُه َ رْكُي َ و ُهُل ْ وق (
                                                                                           ْ
                                                       ِ
                         ِ
                                                              ِ
               “Ucapan  Syekh  Zakariya  al-Anshari,  “Makruh  mencabut  jenggot”  dan  seterusnya.  Demikian
               juga halnya dengan mencukur jenggot. Adapun pendapat al-Halimi dalam kitab al-Minhaj yang
               mengatakan  bahwa  tidak  halal  bagi  seseorang  mencukur  jenggot  dan  dua  alis,  pendapat  ini
               adalah pendapat yang dha’if 153 .
                    .ةهاركلا :مهريغو بيطخلاو يلمرلاو ةعحتلا يف رجح نباو ملاسلاا خيشو يلازغلا دنع دمتعملا )ةيحل قلح مرحيو :هلوق(

                       152  Syekh Zakariya al-Anshari, Asna al-Mathalib, juz. VII, hal. 58.
                       153  Imam ar-Ramly, Hasyiyah Asna al-Mathalib, juz. VII, hal. 58.

                                                             96
   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101