Page 131 - Sang Pemimpi by Andrea Hirata (z-lib.org)
P. 131

“Mualim bertanya..
                  Kami menggeleng..
                  “Aduh, gawat!! ”.
                  “Kenapa  rupanya,  Bang?  ““Ah,  begini  saja.  Pokoknya  tujulah
              Jakarta  Selatan.  Tempat  itu  lumayan  aman  dibanding  wilayah  Jakarta
              lainnya, Sampai di Priok, cari bus ke Terminal Ciputat. Terminal Ciputat
              ada di Jakarta Selatan.
                  “Hanya itulah petunjuk yang kami pegang dalam rantauan mengadu
              nasib ini: Ciputat. Aku dan Arai pulang untuk berpamitan pada ayah dan
              ibuku. Kedua orangtualu tak banyak komentar. Mereka hanya menitipkan
              satu pesan yang mereka ucapkan hampir bersamaan..
                  “Yang pertama harus kalian lakukan adalah temukan masjid...
                  “Ketika membereskan tas, Jimbron menghampiri aku dan Arai..
                  “Kud... kuda Sumbawa ini untukmu, Ikal...
                  “Aku terkejut. Jimbron  menyerahkan tabungan kuda  Sumbawanya
              untukku..
                  “Dan kuda sandel untukmu, Arai...
                  “Kami terpana dan tak sanggup menerimanya..
                  “Dari dulu tabungan itu memang kusiapkan untuk kalian...
                  “Air  muka Jimbron yang  polos menjadi  sembab. Ia tampak sangat
              terharu karena dapat berbuat sesuatu untuk membantu sahabatnya,.
                  “Kalian  lebih  pintar,  lebih  punya  kesempatan  untuk  sekolah  lagi,
              kalian berangkat saja ke Jawa. Pakailah uang itu, kejarlah cita-cita... .
                  “Kami terhenyak. Kami tak menduga sedikit pun niat tulus Jimbron
              selama ini..
                  “Jangan, Bron. kau  sudah  bekerja keras  untuk  tabungan itu? “Dan
              Jimbron sedih..
                  “Ambillah,  biarlah  hidupku berarti. Jika dapat kuberikan lebih dari
              celengan  itu,  akan  kuberikan  untuk  kalian.  Merantaulah.  Jika  kalian
              sampai  ke  Prancis  menjelajahi  Eropa  sampai  ke  Afrika,  itu  artinya  aku
              juga sampai ke sana, pergi bersama-sama dengan kalian.
                  ““Lalu kau sendiri bagaimana, Bron? “Arai bertanya “Aku di Magai
              saja. Lagi pula aku sudah diterima bekerja di peternakan Capo. Aku akan
              mengurus kuda!! ”.
                  Kami  tersentuh.  Kami  menghampiri  Jimbron  dan  memeluknya.
              Jimbron yang berhati lunak dan putih. Dulu, dengan penuh semangat, ia
              memesan  dua  celengan  kuda  agar  dibelikan  mualim  di  Jakarta,  dan
              sempat  kami  tertawakan  ketika  celengan  kuda  itu  datang,  Ditabungnya
              upah  bekerja  keras  paling  tidak  selama  dua  tahun.  Diisinya  kedua
              celengan  itu  dengan  rata.  Tak  sepatah  kata  pun  ia  sempat  ia  ucapkan
              maksudnya.  Kini  diberikannya  masing-masing  untuk  kami.  Itulah

                                          129
              -Sang Pemimpi-                                                                                                                     ADEF
   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136