Page 152 - Sang Pemimpi by Andrea Hirata (z-lib.org)
P. 152

harus menjawab apa. Tiba-tiba dengan gerakan diam-diam seperti bajing,
              sang  profesor  melompat  tangkas  ke  depanku,  tangannya  disembelih-
              sembelihkannya ke lehernya sendiri, lidahnya menjulur-julur lucu..
                  Aku mengerti maksudnya, aku  berteriak, “Kill them all, Maam  yes,
              kill all the mad cows...
                  “Profesor mengacungkan dua jempolnya padaku..
                  Dr  Woodward  terdiam.  Di  kantornya  yang  mungkin  berhiaskan
              lukisan Rembrang di Belgia sana ia terpaku mendengar pendapat seorang
              sarjana  ekonomi  bau  kencur  dari  sebuah  negara  miskin.  Crak!  Dr.
              Woodward membanting telepon..
                  Profesor terkekeh-kekeh di samping aku yang bengong..
                  “Jangan hiraukan dia, Anak Muda.
                  “Profesor mengakhiri wawancaranya denganku..
                  ’Tunggu  saja  pengumumannya.  Dewan  penguji  akan  mengambil
              keputusan  dalam  sebulan.  Ada  seratus  lima  puluh  orang  yang  sampai
              pada  interview  akhir  ini.  Dan  kau  tahu  sendiri  hanya  lima  belas  orang
              yang akan mendapatkan beasiswa itu. Seratus lima puluh orang itu sudah
              disaring dari ribuan pelamar..
                  “Rencana risetmu memang  bagus tapi seratus lima  puluh orang ini
              sungguh hebat- hebat. Mereka juga memiliki rencana riset yang luar biasa.
              Yan kucemaskan adalah profesimu. Biasanya orang Barat hanya tertarik
              memberi  beasiswa  kepada  mereka  yang  profesinya  berkontribusi  besar
              dalam  masyarakat:  dosen,  peneliti,  konsultan,  pekerja  LSM,  jurnalis,
              tokoh-tokoh  pemuda,  kader-kader  partai  politik,  manager,  atau  para
              seniman berbakat. Tak pernah aku tahu beasiswa diberikan pada tukang
              sortir.
                  “Profesor mengantarku ke pintu keluar..
                  “Persoalan lainnya, kalaupun  kau lulus, adalah mencari  universitas
              yang ingin menerima risetmu. Ini bukan persoalan mudah karena risetmu
              sangat  spesifik.  Universitas  itu  harus  memiliki  ekonom  mikro  yang
              mengerti  bisnis  telekomunikasi  untuk  menjadi  supervisormu.  Uni  Eropa
              beranggotakan  puluhan  negara  Eropa.  Dalam  satu  negara,  paling  tidak
              ada dua puluh perguruan tinggi, kami akan mencari satu di antara ratusan
              universitas  yang  cocok  untukmu,  tapi  itu  pun  kalau  kau  mendapatkan
              beasiswa ini.
                  “Aku mengucapkan terimah kasih dan memohon diri..
                  “Good luck, Young Man, “kata  profesor  yang  sangat mengesankan
              itu..
                  Aku  berjalan santai melewati sebuah koridor dengan  pintu berbaris
              di  pinggir  kiri  kanannya.  Ini  adalah  gedung  dimana  pembangunan
              nasional republik ini direncanakan. Di balik pintu-pintu itu para intelektual

                                          150
              -Sang Pemimpi-                                                                                                                     ADEF
   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157