Page 35 - Sang Pemimpi by Andrea Hirata (z-lib.org)
P. 35

“Diamlah, Ikal. Lihat saja .... “
                  “Langsung kupotong,  “
                  “Ke  mana  pikiranmu,  Rail!  Sudah  setahun  lebih  kita
              menabung!!  “Tong! Tong! Tong!! Tong! Tong!! “
                  “Sang  ibu  mertua  Nyonya  Deborah  menamparnamparkan
              piring kaleng tempat makanan kucing, menyuruh kami diam.

                  “Sabar, Kal. Nan .... “
                  “Tak ada sabar!! “
                  “Ini penting, Kal. Bahan-bahan ini akan .... “
                  “Tak ada penting!! Lupakah kau untuk apa kita susah payah
              menabung??!! “
                  “Arai  marah  karena  alasannya  kupotong  terus.  Dia  geram
              karena aku tak mau mendengar penjelasannya.
                  “Ya  Tuhan,  jangan  lagi  aku  dipertemukan  dengan  orang
              ini!!! “
                  “Aku  melompat  menuju  tumpukan  koin,  membuka  karung
              gandum dan meraup permukaan meja untuk melungsurkan koin-
              koin  itu  kembali  ke  dalam  karung.  Arai  tak  tinggal  diam.
              Disambarnya tanganku dan dikekangnya tubuhku dari belakang
              seperti  pegulat  tradisional  Iran.  Terjadi  tarik-menarik  yang  seru
              memperebutkan  gunungan  uang  koin.  Meja  kaca  bergoyang-
              goyang hebat.
                  Nyonya  Deborah  terperanjat  melihat  pergumulan  gaya
              koboi di tokonya.
                  “Tagem!!! Taggeeeeeem!! “
                  “Nyonya  Deborah  menjerit  ketakutan  memanggilmanggil
              Tagem,  kulinya.  Kuli  Sawang  itu  tengah  bersandar  kelelahan
              mengipasi dadanya dengan sobekan kardus di pokok pohon seri
              di  muka toko.  Lalu-lalang  kendaraan  menelan  teriakan  Nyonya
              Deborah. Anehnya putri kecil Mei Mei justru senang bukan main
              melihat  kami beradu  otot. la cekikikan, bertepuk tangan, dan ia
              jelas  memihakku.  Tanpa  peduli  duduk  perkaranya,  anak  kecil
              pasti akan memihak orang yang berpenampilan lebih apik. Bagi
              anak TK  itu, aku yang  berkulit lebih terang dan  keriting adalah
              jagoannya,  pangeran penumpas  kejahatan.  Bentuk rahang  Arai

                                          33
              -Sang Pemimpi-                                                                                                                     ADEF
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40