Page 86 - Sang Pemimpi by Andrea Hirata (z-lib.org)
P. 86

dan masih tak mampu melawan bau WC..
                  “Mana mungkin kau tahu tentang kuda Libya, Kal...
                  “Setiap menunduk untuk menyikat lantai WC aku menahan napas.
              Hebatnya bau busuk ini hingga seakan ia menjelma menjadi suatu sosok
              padat yang meremas-remas mataku sampai berair. Aku jengkel setengah
              mati  pada  Jimbron  yang  menikmati  hukuman  ini.  Aku  benci  pada
              senyum  kekagumannya  pada  kuda  saat  aku  menderita.  Aku  juga  sakit
              hati pada Pak Mustar yang ketat mengawasi pekerjaan kami..
                  “Boleh saja  rangking-mu tinggi, tapi  soal kuda?  Kau tak tahu apa-
              apa, Kal!! ! ”.
                  Sementara  nun  tinggi  di  langit-langit  WC  ada  manusia  laba-laba.
              Spiderman Arai sedang merayapi plafon. Tubuhnya diikat tali tali-temali.
              Ia  menyumpah-nyumpah  sambil  mengikis  kotoran  kelelewar.  Sungguh
              hukuman yang menggiriskan..
                  “Kau tak  punya jawabannya, ’kan? Baiklah, kalau  begitu...  kubuka
              rahasia kehebatan kuda Libya padamu!! ”.
                  Wc  ini  sudah  hampir  setahun  diabaikan  karena  keran  air  yang
              mampet.  Tapi  manusia-  manusia  cacing,  para  intelektual  muda  SMA
              Negeri  Bukan  Main  yang  tempurung  otaknya  telah  pindah  ke  dengkul,
              nekat menggunakannya jika panggilan alam itu tak tertahankan. Dengan
              hanya  berbekal  segayung  air  saat  memasuki  tempat  sakral  itu,  mereka
              menghinakan dirinya sendiri di hadapan agama Allah yang mengajarkan
              bahwa  kebersihan  adalah  sebagian  dari  iman.  Dan  sekarang  kamilah
              yang menanggung semua kebejatan moral mereka..
                  “Bron!! Air!! Aiiiiiirrrrr!! ”.
                  Selesai  mengikis  bidang-bidang  kecil  ubin  dengan  pahat  dan
              menyikatnya dengan sikat gigi, aku berlari keluar. Melepaskan saputangan
              yang  melilit  hidungku  dan  mengambil  udara  segar  dalam-dalam.  Lalu
              berteriak agar Jimbron  menyiramnya. Laki-laki lemah lembut itu keluar
              dariWC dengan santai saja. Ia melenggang menuju sumur..
                  “Jawabannya  kar...  karena...  kud...  kuda  Libya  adalah  kuda  yang
              hot!! ”.
                  Betapa  aku  membenci  WC.  Dimana-mana  kita  selalu  menjumpai
              WC  yang  tak  keruan.  Di  rumah-rumah,  di  sekolah-sekolah,  di  jamban
              umum, di terminal, di kantor-kantor pemerintah, bahkan di rumah-rumah
              sakit. Mengapa kita begitu jorok?.
                  “Kuda Libya bisa sembunyi di dalam pasir pada suhu empat puluh
              lima derajat,  empat  puluh  lima derajar,  Kal!! !  Dapatkah kaubayangkan
              itu?? !! Kalau kau mengubur dirimu dalam pasir pada suhu empat puluh
              lima derajat, gusimu bisa matang, Kal!! ”.
                  Telingaku  panas tapi aku diam  saja. Bertahun-tahun dekat dengan

                                          84
              -Sang Pemimpi-                                                                                                                     ADEF
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91