Page 90 - Sang Pemimpi by Andrea Hirata (z-lib.org)
P. 90

tapi kita semakin miskin  hari demi hari, atau  tentang...  bupati kita yang
              baru  itu,  apakah  ia  seorang  laki-laki  sejati  atau  tak  lebih  dari  seorang
              maling seperti yang sudah-sudah, atau tentang cita-cita kita merantau ke
              Jawa, naik perahu barang, dan tentang rencana kita sekolah ke Prancis!!
              Menginjak  Eropa  sampai  ke  Afrika!  Kita  akan  jadi  orang  Melayu
              pedalaman  pertama  yang  sekolah  ke  Prancis!!  Bukan  main  hebatnya,
              Bron!! ”.
                  Dan  aku  gembira  sekali  karena  tiba-tiba  di  sudut  bibir  Jimbron
              tersungging senyum kecil. Kesedihannya menguap. Matanya  berbinar. Ia
              mengangguk-angguk  mafhum  seakan  ia  setuju  pada  saran  positifku  itu,
              seakan  ia  mengakui  kesalanhannya  selama  ini  dan  sangat  menyesal.  Ia
              memegang kepalanya. Raut wajahnya berubah meriah dan lapang karena
              sesosok  beban  gelap  yang  berat  baru  saja  terbang  meninggalkan
              jasadnya.  Sim  salabim!  Jimbron  telah  mendapat  pencerahan  sekaligus
              penyembuhan!  Aku  takjub  dan  girang  tak  kepalang.  Jangan-jangan
              seperti  orang  meregang  nyawa  yang  bisa  dihidupkan  lagi  dengan  daya
              kejut listrik, shock karena gertakanku tadi justru telah mengobati Jimbron
              dari sakit khayalan kuda yang akut..
                  Oh, betapa sukacitanya aku.  Aku  telah mendobrak ruang  pekat di
              kepalanya  dimana  ia  terkunci  dalam  perangkap  obsesif  kompulsif
              terhadap kuda. Aku telah membebaskannya dari penderitaan yang telah
              belasan  tahun  menderanya.  obsesif  kompulsif  adalah  siksaan  yang  tak
              terperikan, apalagi terhadap kuda. Tak terbayangkan bagaimana Jimbron
              dapat bertahan sekian  lama  tanpa menjadi  sinting, Syukurlah, Jimbron,
              sahabat  yang  paling kusayangi,  hari ini telah sembuh dari  penyakit  gila
              kuda!!  Inging  rasanya  aku  merayakan  hari  yang  luar  biasa  ini  dengan
              berderma kepada seluruh anak Melayu yatim piatu..
                  Jimbron  meraih  tanganku,  menyalamiku  dengan  erat,  dan
              mengguncang-guncang  tanganku.  Senyumnya  manis  dan  pasti.
              Ekspresinya  jelas mengesankan  bahwa ia telah meninggalkan masa  lalu
              yang kelam  mencekam dan siap menyongsong masa depan yang  cerah
              bercahaya,  Kami  saling  berpandangan  dalan  nuansa  yang  sangat
              menyentuh,  sampai  aku  menitikkan  air  mata.  Aku  benar-benar  terharu
              karena aku tahu sudah banyak orang berusaha menyembuhkan Jimbron
              tapi  mereka  semua  gagal.  Bahkan  Jimbron  hampir  dimandikan  dengan
              kembang  tujuh  rupa  untuk  menghilangkan  bayang-bayang  kuda  yang
              terus-menerus menghantuinya. Kini dadaku ingin meledak rasanya. Pada
              momen  ini  kami  memahami  bahwa  persahabatan  kami  yang  lama  dan
              lekat lebih dari saudara, berjuang senasib sepenanggungan, bekerja keras
              bahu-membahu sampai titik keringat terakhir untuk sekolah dan keluarga,
              tidur  sebantal  makan  sepiring,  susah  senang  bersama,  ternyata  telah

                                          88
              -Sang Pemimpi-                                                                                                                     ADEF
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95