Page 188 - JALUR REMPAH
P. 188

174 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI


               cerita rakyat itu. Di India mereka temukan calon raja yang bersedia memimpin
               Jambi sekaligus mengikuti ujian dan berjanji akan menyejahterakan rakyatnya
               jika terpilih nanti. Atas kesediaannya itu, calon raja yang memahami astronomi
               ini lalu dibawa ke Jambi dengan menggunakan  dendang, yakni  kapal besar
               yang dibawa dari Jambi. Perjalanan mereka dari “Negeri Keling” itu dengan
               menyusuri Samudera, melintasi bukit, dan menahan kencangnya tiupan angin
               sebelum tiba di Jambi. Rombongan sempat singgah di Malaka untuk membeli
               perbekalan,  lalu  di  Aceh  untuk  beristirahat  atau  menambah  persediaan  air
               tawar.

                   Selesai rombongan itu singgah dan mengisi perbekalan secukupnya di
               kedua bandar itu, tibalah mereka di muara sungai yakni tempat asal mereka
               melakukan perjalanan untuk mencari calon raja. Meskipun mereka mengenal
               dan sering berlayar melintasi sungai itu bahkan meminum airnya, nama
               sungai ini justru belum dikenal waktu itu. Maka, bertanyalah seorang anggota
               rombongan kepada calon raja tersebut tentang nama sungai itu. Calon raja pun
               kemudian menjawabnya dengan menyebut “muaro kepetangan hari”. Dalam
               perkembangannya sungai tersebut kemudian disebut sebagai  Batang Hari,
               sungai besar yang selama berabad-abad berfungsi sebagai jalur pelayaran dan
               perniagaan.

                   Apa makna cerita rakyat tersebut dalam konteks kemaritiman dan jalur
               rempah selain sebagai tradisi lisan yang terus hidup dan dikisahkan secara
               lisan turun-temurun dari satu generasi ke generasi dalam masyarakat Jambi.
               Setidaknya  penyebutan  beberapa  tempat  seperti  India  atau  “Negeri  Keling”,
               Malaka, Aceh, dan juga dendang (kapal), jalur pelayaran, muara dalam kisah
               itu  menunjukkan  suatu  hubungan  atau  relasi  Jambi  dengan  bangsa  dan
               negeri lainnya, juga tentang pengetahuan masyarakat menyangkut pelayaran,
               perkapalan, dan adat-istiadat dalam kehidupan sosial masyarakat Jambi.
               Tradisi lisan dan pengetahuan lokal dalam cerita rakyat itu juga mengandung
               suatu pesan penting bahwa hubungan antarbangsa sesungguhnya telah
               berlangsung sejak lama dan Jambi merupakan suatu negeri yang terbuka,
               sesuai karakter geografisnya yang dikelilingi banyak sungai yang bermuara
               ke laut menjadi bagian penting kehidupan sosial-ekonomi Jambi. Perniagaan
               maritim terutama di wilayah Sumatera dan bagian barat  Nusantara serta
               kawasan Asia  Tenggara yang menempatkan Jambi sebagai bagian penting
               dalam jalur pelayaran dan perniagaan di dalamnya, sebagaimana diuraikan
   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193