Page 86 - JALUR REMPAH
P. 86

72 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI


               bandar Malaka. Pedagang Banda membeli kapal layar jung dengan orang Jawa,
               selanjutnya Orang kaya berlayar ke bandar Malaka dengan menggunakan jalur
               selatan yang menjadi rutenya orang Jawa berlayar ke kepulauan Maluku.
                                                                                    10
                   Panen pala dan fuli mengalir ke pelabuhan Banda, kemudian dipertukarkan
               dengan bermacam-macam barang yang dapat dipertukarkan kembali. Pada
               waktu itu pertukaran  pala dan  fuli belum menggunakan mata uang karena
               masih sedikitnya beredar matang uang koin kepeng Cina. Pertukaran pala lebih
               banyak dilakukan secara barter sebagaimana di kepulauan Banda dan Maluku
               yang telah berlangsung dari abad ke-10 hingga abad ke-17.  Dalam periode
                                                                         11
               barter itu, kadangkala orang-orang Banda melalui  orang kaya bernegosiasi
               dengan pedagang Jawa untuk bertukar pala dan fuli dengan keping emas atau
               dengan gading. Kedua barang itu bisa menjadi simpanan penduduk Banda.

                   Perniagaan dengan cara itu membuat masyarakat Banda makmur, mereka
               dapat membeli  perahu dengan  pedagang kepulauan  Seram dan  kapal-kapal
               lainnya untuk berlayar jarak jauh. Ketika itu,  orang kaya mengekspresikan
               kemakmuran masyarakat Banda dengan sepatah pantun: “Menggoyang pohon
               pala, ringgit jatuh dari langit.” Pantun itu, sudah menjadi sebuah foklor  atau
                                                                                    12
               cerita rakyat dari satu pulau ke pulau lain di Banda. Buah pala menjadi simbol
               zaman harmoni, yakni pada zaman perniagaan di abad ke-14 hingga akhir
               abad ke 16. Sebagai simbol kemakmuran, pada saat itu terjadi dorongan kuat
               di kalangan penduduk Banda menjaga dan membudidayakan tanaman pala.
               Penduduk Banda konsentrasi dengan tanaman pala, mereka tidak menanam
               tanaman pertanian lainnya. Juga, melalui pala terbentuk jaringan perdagangan
               antar pulau di kepulauan Maluku. Jaringan perniagaan itu menghubungkan
               pelabuhan satu dengan pelabuhan lainnya di nusantara.

                   Pelabuhan kepulauan Banda sebagai jalur produksi rempah mempunyai
               lima  pelabuhan, empat  pelabuhan berada di pulau  Banda Besar dan satu


                     10  Meilink-Roelofsz. Ibid., Asian Trade and European Influence ….., hlm. 103; Juga lihat. Pires.
               Op.cit. Suma Oriental, hlm. 193.
                     11   Mata  uang  diperkenalkan  pertama  kali  di  kepulauan  Maluku  oleh  orang-orang  Portugis
               pada abad ke-15. Mata uang Portugis yang populer adalah Crusado. Namun, mata uang yang secara
               massif diperkenalkan kepada masyarakat Banda untuk pertukaran oleh Belanda dengan rijkdalder.
                     12  Pantun itu menjadi populer dan menjadi cerita rakyat Banda pada masa itu. Sebagai simbol
               pengikat  antara  penduduk  dan  tanaman  pala.  Untuk  tulisan  tentang  folklor  menjadi  simbol  zaman
               harmoni. Lihat. Peter Burke. “History and Folklrore: A Historiographical Survey,” Foklore 115, 2004, hlm.
               133-139.
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91