Page 15 - TEORI DAN PRAKTIK BK KELOMPOK
P. 15
6. “Home Room”, yang biasanya khusus dilaksanakan bagi anak-anak sekolah
lanjutan, dengan tujuan untuk memajukan penyesuaian pribadi anak. Teknik
ini timbul karena di sekolah lanjutkan biasanya anak diajar oleh banyak guru
secara bergiliran sesuai dengan faktanya masing-masing, sehingga seakan-
akan tak ada yang bertanggung jawab secara khusus, guru datang hanya untuk
mengajar saja. Memang biasanya sudah ada yang bertanggung jawab tiap
kelas, tetapi toh wali kelas juga belum mencukupi untuk mengurus semua
kebutuhan anak. Maka dapat ditempuh cara “Home Room”, yaitu dengan
mengadakan pertemuan di suatu tempat bagi kelompok yang terdiri antara 25-
30 orang anak, dan dipimpin oleh seorang pembimbing yang bertanggung
jawab atas kesejahteraan seluruh anak. Dalam pertemuan itu dibahas dan
didiskusikan masalah seperti pelajaran-pelajaran, kegiatan tertentu yang
bersifat ekstra kurikuler, kegiatan sosial, norma moral, cara bergaul, cara
bertingkah laku yang sopan, cara berpakaian, dan lain-lain dengan tujuan agar
dapat menciptakan suasana demokratis, hubungan akrab antara pembimbing
dengan anak-anak, sehingga anak mau membuka masalahnya dan kesukaran
yang dihadapinya masing-masing. Dan di dalam diskusi tersebut dapat
dibicarakan bagaimanakah cara mengatasi serta bagaimana cara mencari
penyelesaian suatu masalah bersama-sama, juga untuk menampung segala
persoalan anak. Yang penting bagi pembimbing ialah harus memiliki
pengetahuan tentang latar belakangnya, kesenangannya, perhatiannya,
kebiasaan-kebiasaan murid, dan lain-lain. Home Room diadakan secara
periodik menurut kebutuhan, misalnya sebulan sekali selama satu jam atau
satu setengah jam, dengan membahas satu aspek tertentu salah satu persoalan
tertentu untuk lebih jelas dari uraian khusus.
7. Bentuk “Sosio-drama”, suatu sandiwara yang melukiskan sebuah situasi
sosial. Anak disuruh melakukan berbagai peranan yang biasanya dapat
melukiskan keadaan jiwanya. Biasanya anak disuruh memilih peranan apa
yang disukainya, tetapi juga sering dilakukan bahwa anak harus melakukan
sesuatu peranan yang sebenarnya tidak disukainya. Pembimbing
membacakan sesuatu ceritera dan memberikan advis seperlunya kemudian
anak-anak disuruh memerankannya. Juga dapat dilakukan dengan
11