Page 19 - Dalam Bingkai Kesabaran
P. 19
Ibu Mu’tamiroh
( Wali Kelas Idola )
A
ku bersyukur bisa belajar di SMP Swasta ini. Banyak
ilmu agama yang diajarkan. Aku semakin mantap
memeluk agama Islam. Bapak dan ibu guru
menyenangkan dalam menanamkan ketauhidan. Ibu
Muktamirah, paling terkenal galak. Sebenarnya tidak galak,
menurutku. Beliau sangat tegas. Setiap hari Jumaat, beliaulah
guru yang paling disiplin memantau kegiatan shalat
berjamaah di sekolah.Terutama kepada murid laki-laki.
Anak perempuan mengerjakan shalat jumatnya di koridor
teras depan kelas. Sekolah kami cukup besar. Lantai
sepanjang koridor depan kelas pun cukup luas dan selalu
bersih. Mbah Harjo yang bertugas mengepel dua kali sehari,
terutama setelah jam istirahat.
Padahal menurutku lantai itu sudah bersih. Tapi menyapu
lantai setelah istirahat seperti sudah jadi kegiatan rutin orang
tua yang biasa dipanggil “Mbah” itu. Mbah Harjo memang
sudah punya cucu, jadi pantas dipanggil mbah, tapi
sebenarnya belum terlalu tua. Melihat rajinnya beliau
membersihkan lantai, kami jadi tidak tega untuk
mengotorinya.
“Nggak capek to, Mbah? Tadi pagi kan panjenengan
sudah ngepel?” tanyaku berbasa-basi pada Mbah Harjo.
Dalam Bingkai Kesabaran | 13