Page 88 - Dalam Bingkai Kesabaran
P. 88

sembuh dengan operasi, insyaAllah Allah pun akan memberi
             kesembuhan.
                 Aku sudah mantap dengan shalat istikharahku, kemudian
             aku melakukan shalat hajat. Aku memohon kepada Allah agar
             diberikan jalan kemudahan. Aku banyak mengirimkan
             pertanyaan di kontak sekretariat komunitas  hemifacial
             spasme. Jawabannya memuaskanku.
                 Mulailah aku memberitahukan anak-anakku.
                 “Ibu ingin sembuh dari sakit, satu-satunya jalan adalah
             operasi di Surabaya. Kalau ibu dan bapak di Surabaya, kakak
             nanti  tidur di  rumah Bulik. Kakak sekolah naik  sepeda,  biar
             tidak merepotkan. Ibu sudah bilang Bulik, nanti kakak pinjam
             sepeda dik  Tya. Jarak rumah Bulik  ke SMP mu dekat kan?
             Kakak berangkat pagi jam 06.15 biar jalan tidak terlalu ramai.
             ”Anakku yang sulung bisa menerima penjelasanku. “ Adik
             gimana,buk?” Tanyanya.
                 “Adik  di rumah simbah. Berangkat dan pulang sekolah

             diantar jemput  karyawan di kantor bapak.” Anak-anakku
             mengerti intruksiku. Satu lagi yang belum aku lakukan. Aku
             harus meyakinkan ibu.
                 Suatu siang aku pulang dari sekolah mampir ke rumah
             ibu. Cuaca yang panas dan lelah mempengaruhi emosiku. Aku
             masuk ke rumah ibu  dengan wajah yang tidak simetris.
             Karena tarikan saraf di  pipi semakin kencang.  Wajahku jadi
             kelihatan merot. Ibu mengamatiku, dan berucap,”Kok kamu
             jadi begini to? Lha kok seperti itu...ternyata.”
                 “Hiya bu. Ibu baru tahu ya?” Kataku sedih.
                 “Ya wes lah...bismillah kalau kamu mau operasi.” Ucapan
             ibu melegakanku. Semula aku berniat jika ibu tidak



             82 | Harini
   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93