Page 85 - Dalam Bingkai Kesabaran
P. 85
Dokter Wakhid adalah dokter spesialist penyakit dalam.
Setiap bulan sekali ibu periksa ke sana. Begitu diberitahu ibu,
esoknya aku langsung konsultasi ke dokter Retno. Tidak
banyak pasien di tempat praktek dokter Retno. Aku hanya
menunggu pasien satu yang sedang konsultasi di dalam.
Setelah aku dipersilakan masuk, aku menuju ke ruang praktek
dokter Retno. Aku duduk di depan dokter itu. Kali ini aku
tidak perlu menjelaskan banyak. Kedutan di mataku sudah
tidak bisa desembunyikan lagi karena sudah hampir setahun
lebih. Aku periksa ke dokter Retno sekitar bulan Nopember
2011.
Dokter Retno mengamati gerakan di wajahku sebentar,
kemudian berkata, ”Ibu operasi ya?” Aku terkejut
mendengarnya.
Seumur hidup aku belum pernah menjalani operasi.
Kedua anakku kulahirkan secara normal. Yang namanya
operasi caesar saja aku tidak pernah. Tapi di sudut hatiku
yang paling dalam, aku merasa menemukan jawaban. Aku
sudah lelah berobat ke dokter saraf manapun. Aku sudah
minum ramuan herbal apapun. Sampai minum jus dari tujuh
macam bahan. Semuanya tidak ada hasil. Kata-kata dokter
Retno “Operasi” rasanya lebih bisa diterima oleh akalku.
Aku minta ijin untuk memanggil suamiku yang ada di
ruang tunggu. Aku ingin suamiku juga mendengar penjelasan
dari dokter. Dokter retno menjelaskan banyak hal tentang
sakitku.
Aku menderita hemifacial Spasme. Aku mendapat
semacam buletin dari dokter Retno. Aku diberi alamat web
untuk mengetahui semua informasi tentang penyakit itu. Aku
Dalam Bingkai Kesabaran | 79