Page 62 - Edelweis Bayan_Neat
P. 62
2. “Pak, bisa tolong carikan jamban? Saya
sudah tak kuat ingin buang air kecil” ucapku saat
perjalanan travel Cianjur-Bandung. Rasa segan,
malu, gak enakan menyeruduk kepadaku. Tapi
apa boleh buat? Air kencing sudah hampir di
ujung tanduk.
3. “Jangan pernah meremehkan seseorang
dalam hal apapun nak!” kata ibu. Ia melanjut�
kan: “Hidup itu seperti roda yang berputar.
Cacing sekarang, esok menjadi naga.”
Bagaimana? Apa sudah ditemukan perbedaan antara tiga contoh bergaris bawah di atas dengan
kata-kata yang biasa jadi pembahasan majaz pada pembahasan sebelumnya? Perhatikan definisi majaz
murakkab berikut:
ىنعَمل� ةد�ر إ لا ةعَنام ةنيرقَو ةقَلاعَل هل عضو ام ريغ يف لمعَتسمل� ملاكل� وأ� بيكرتل� :بكرمل� زاجمل�
أ
.يلصلا�
“Susunan atau kalimat yang digunakan bukan pada makna asalnya karena ada ‘alaqoh dan qarinah
yang mencegah dari dimaksudkan makna aslinya.”
Untuk lebih jelas lagi, perhatikan diagram berikut:
Inti dari diagram di atas ialah majaz dari segi susunan lafadz akan terbagi menjadi mufrad dan
murakkab. Sedangkan dari segi ‘alaqah ia terbagi menjadi mursal dan isti’arah. Ketika dua sudut pan�
dang itu dikawinkan maka terbentuklah empat majaz. Dua bagian dari majaz mufrad sudah dibahas
terdahulu. Maka, tersisalah dua lagi dari sudut pandang majaz murakkab berikut:
60 Buku Ajar Edelweis Bayan