Page 43 - KUMPULAN_CERPEN_FLIPPING BOOK
P. 43
Mana mungkin ini terjadi. Ibu kan baik-baik saja, pikirnya. Ah
pasti Mas Ian bercanda. Dia ambil lagi teleponnya. Lalu dia buka
pesan-pesan lain yang masuk. Dari adiknya, Eni. “Mas Ekky. Ada
berita duka. Ibu meninggal Mas. Mas Ekky lagi di perjalanan ya?
Mohon doakan ibu ya mas.” Itu pesan Eni dengan tambahan
emoticon wajah menangis. Adiknya Evi juga mengirim pesan
berkali-kali. “Mas, ibu kritis lagi.” Selanjutnya, “Mas, ibu sudah
dibawa ke rumah sakit. Ibu sesak nafas.” Selanjutnya, “Mas, ibu
lagi dipacu jantungnya. Bacakan Yasin ya Mas.” Selanjutnya
banyak lagi pesan dari saudara-saudaranya yang tidak mampu
lagi dia baca.
Ekky jatuh terduduk di atas tempat tidurnya. Air matanya
mulai mengalir membasahi pipi. Seketika teleponnya berbunyi.
Telepon dari bapak! Dengan agak enggan dia angkat telponnya.
“Assalaamu’alaikum. Le, sudah sampai Ampana? Le, ibumu sudah
ndak ada Le,” kata bapaknya di ujung sana sambil terisak-isak.
Dia tidak mampu menjawab kata-kata bapaknya. Dia hanya bisa
mengiyakan kata-kata bapaknya.
Tak lama kemudian, pintu kamarnya diketuk dari luar.
Siapa lagi ini, pikirnya. Dia sedang tidak mau menemui siapa pun.
Tapi tetap dia buka pintunya. Ternyata ketiga anggota timnya.
Mereka menatap Ekky dengan heran, karena melihat betapa
merah matanya. “Mas Ekky...”
“Teman-teman, ibuku baru saja meninggal.”
Kumpulan Cerpen 35