Page 45 - KUMPULAN_CERPEN_FLIPPING BOOK
P. 45
Rumah Terakhir Sang Auditor
M. Musa Al Hasyim*
Baru pagi ini aku merasa terasing di tengah keluarga
sendiri. Aku merasa ada hal yang berbeda saat sarapan pagi
bersama mereka. Mereka masih menganggapku anak durhaka
karena menjebloskan ayah kandung sendiri ke dalam penjara
khusus narapidana tindak korupsi.
Mereka mengabaikanku, aku seolah hantu yang tidak
terlihat bahkan ketika aku hendak mencium tangan ibu, ibu
malah diam bagai patung. Tak sudi tangan keriputnya memberi
restu anaknya berangkat ke kantor. Aku berjalan ke teras dan
berangkat kerja tanpa ada ucapan hati-hati di jalan atau jangan
terlalu lelah di kantor.
Aku berjalan keluar rumah seolah itulah yang mereka
inginkan dariku, segera menjauh dari hadapan mereka. Berbeda
denganku, adikku yang sama-sama berangkat ke kantor justru
malah dipeluk dan diberikan kata-kata semangat oleh ibu
padahal jalan ke kantor kami searah. Kami biasanya akan naik
di mobil yang sama, sementara aku yang mengemudi. Ibu tidak
ingin adikku naik mobil bersamaku pagi ini. Lantas apa gunanya
aku membeli mobil baru kalau masing-masing anggota keluarga
memilih kendaraannya sendiri-sendiri?
Kumpulan Cerpen 37