Page 78 - KUMPULAN_CERPEN_FLIPPING BOOK
P. 78

Klotak. Kuletakkan lepek di atas meja dengan gemetar.

                 “Kamu sakit, Nik?”


                 Aku terkesiap kaget, pertanyaanmu itu tak terduga. Aku
          tak tahu harus menjawab apa. Jadi aku cuma bisa menggeleng.

                 “Kamu gemeteran. Sarapan dulu sana. Atau ngopi?
          Ngeteh? Bentar lagi bakalan banyak yang mau ngopi di sini.”

          Kamu melirik gedung besar di seberang jalan. Aku mengikuti arah
          pandanganmu. Tak ada alasan untuk takut karena memandang
          gedung bertuliskan Badan Pemeriksa Keuangan Republik
          Indonesia itu. Aku bukan politisi yang harus diperiksa harta
          benda dan penghasilannya. Juga bukan pegawai negeri sebuah

          instansi pemerintah yang harus diperiksa laporan keuangannya.
          Namun mendengar berita-berita tak sedap tentang kantor itu di
          televisi, ternyata bisa membuatku gugup juga.

                 Tela goreng baru saja habis terkunyah masuk ke perutmu.

          Jemarimu baru saja hendak memegang cangkir kopi, ketika
          terdengar dering ponsel dari balik saku baju. Alismu tiba-
          tiba bertaut saat menatap layar ponsel. Dahiku ikut-ikutan

          mengernyit. Kepo. Ingin rasanya ikut melongok ponselmu, ingin
          tahu siapa yang meneleponmu sepagi ini. Orang kantor? Teman?
          Saudara? Keluargamu?

                 Segera kamu cangklong kembali tas yang tadi tergeletak

          di meja. Kamu bergegas meninggalkan kursi tanpa sedikitpun
          menoleh padaku. Bibirku terbuka hendak bertanya. Tapi tak ada



           70   Kumpulan Cerpen
   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83