Page 122 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 122

TAHAPAN PENYUSUNAN
                                                                        UNDANG-UNDANG



                                                     130
                           DPR dalam Pembentukan UU.  Salah satu substansi penting dari UU
                           No. 12 Tahun 2011 jo. UU No. 15 Tahun 2019 adalah pentingnya aspek
                           perencanaan yang dikenal dengan Dokumen Program Legislasi, yang
                           disebut dengan Prolegnas.
                                Walaupun Pasal 20 UUD NRI  Tahun 1945 mengisyaratkan
                           kekuasaan membentuk UU berada di tangan DPR, namun fungsi
                           tersebut dilaksanakan bersama-sama dengan Presiden.  Tidak
                           ada RUU  yang dapat disahkan menjadi UU tanpa ada persetujuan
                           bersama. Pembahasan bersama menggambarkan paling tidak ada dua
                           kepentingan dalam pembahasan RUU, yaitu (1) kepentingan Pemerintah
                           dan (2) kepentingan DPR. Artinya, para pihak melakukan fungsi checks
                           and balances untuk mencapai suatu rumusan kepentingan bersama
                           atau publik.
                                Bagi DPR, fungsi checks and balances dalam Pembentukan UU
                           sangat penting sebagai bagian dari pelaksanaan tugasnya sebagai wakil
                           rakyat. Oleh karena itu, peran DPR dalam pembentukan UU harus dilihat
                           sebagai  bentuk  pertanggungjawaban  kepada  konstituen  atau  rakyat
                           pemilihnya. Salah satu contohnya adalah Prolegnas Tahun 2020-2024
                           yang disusun DPR bersama Pemerintah.
                                Berdasarkan  Visi Pembangunan Hukum Nasional  yang telah
                           dibahas dalam Bab 1 buku ini, maka kebijakan Prolegnas diarahkan
                           untuk:
                           1.   Membentuk peraturan perundang-undangan di bidang hukum,
                                ekonomi,  politik,  agama, pendidikan,  ilmu pengetahuan  dan
                                teknologi,  sosial  budaya, pembangunan  daerah, sumber daya
                                alam dan lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan,
                                sebagai pelaksanaan amanat UUD NRI Tahun 1945.
                           2.   Mengganti peraturan perundang-undangan peninggalan kolonial
                                dan menyempurnakan Peraturan perundang-undangan yang ada
                                yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman.
                           3.   Mempercepat proses penyelesaian RUU yang sedang dalam proses
                                pembahasan dan membentuk UU yang diperintahkan oleh UU.
                          130 Ibid., hlm. 57.



                                                                                  105
                                                                         dpr.go.id
   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127