Page 217 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 217

PROSES & TEKNIK
                  PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG


                                Berdasarkan Pasal 196 Tatib DPD Tahun 2019, dalam hal RUU dari
                           DPD tidak mendapat persetujuan bersama antara DPR dan Presiden,
                           tim kerja DPD segera menyampaikan kepada Panitia Musyawarah untuk
                           mengagendakan sidang paripurna guna melaporkannya.
                                Sidang paripurna menugasi Komite terkait atau Panitia Perancang
                           UU untuk melakukan pendalaman masalah. Kemudian Komite atau
                           Panitia Perancang UU melaporkan pelaksanaan tugasnya dalam
                           sidang paripurna untuk diambil keputusan. Dalam hal sidang paripurna
                           berpendapat penolakan tersebut beralasan, pembahasan RUU tidak
                           dilanjutkan.
                                Dalam hal  sidang paripurna  berpendapat  penolakan tersebut
                           tidak  beralasan,  akan ditindaklanjuti  melalui  pendalaman  masalah;
                           atau melakukan uji materiil dan/atau sengketa antar lembaga negara
                           kepada MK.

                                Sementara itu, Sekretariat Jenderal mempublikasikan penolakan
                           tersebut. Dalam hal RUU tidak mendapat persetujuan bersama antara
                           DPR dan Presiden, RUU tersebut tidak boleh diajukan lagi dalam
                           persidangan DPR masa itu.

                           b.   Menurut Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Nomor 1 Tahun
                                2020 tentang Tata Tertib
                                Prosedur dan tata cara pengajuan  RUU  yang berasal dari DPD
                           kepada DPR diatur dalam ketentuan Tatib DPR 2020.
                                Menurut ketentuan Pasal 134 Tatib DPR 2020:
                                (1)    RUU  dapat  diajukan  oleh  DPD  berkaitan  dengan  otonomi
                                    daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan,
                                    pemekaran, dan penggabungan daerah; pengelolaan sumber
                                    daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya; serta  yang
                                    berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.

                                (2)   RUU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beserta NA
                                    disampaikan secara tertulis oleh pimpinan DPD kepada
                                    Pimpinan DPR.
                                (3)   Pimpinan DPR dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh)
                                    hari terhitung sejak menerima RUU dari DPD sebagaimana
                                    dimaksud pada ayat (2) mengirim surat kepada Presiden untuk



                   200   dpr.go.id
   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221   222